Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Hipersomnia, Rasa Kantuk yang Tak Kunjung Hilang Meski Telah Tidur Cukup

author
Ruth Sinambela
Senin, 10 Oktober 2022 | 11:00 WIB
Hipersomnia merupakan kondisi kesehatan dimana seseorang justru selalu merasa mengantuk meskipun telah mendapatkan waktu tidur yang cukup. | Shutterstock

Waktu tidur rasanya sudah cukup, namun Bunda masih sering merasa ngantuk atau kelelahan saat menjalani aktivitas sehari-hari? Bisa jadi Bunda tengah mengalami yang namanya hipersomnia!

Pengertian hipersomnia

Dari namanya saja Bunda pasti sudah bisa menebak apa yang dimaksud dengan hipersomnia.

Apabila insomnia dapat diartikan sebagai kondisi kesulitan tidur di malam hari sehingga memberi dampak tidak baik bagi kesehatan dan mempengaruhi jam metabolisme tubuh. Hipersomnia merupakan kondisi kesehatan dimana seseorang justru selalu merasa mengantuk meskipun telah mendapatkan waktu tidur yang cukup.

Baca Juga: Ini Keunikan yang Terjadi Saat Tubuh Tidur dan Kebaikannya bagi Kesehatan

Melansir dari Alodokter, hipersomnia bahkan membuat penderitanya mengalami serangan kantuk secara berlebihan, sehingga sulit untuk terjaga di siang hari dan tidur lebih lama pada malam hari, Bun. Tentunya hal ini sama tidak baiknya untuk kesehatan tubuh.

Anak usia remaja rentan mengalami hipersomnia | Shutterstock

Dampak hipersomnia bagi kesehatan

Melansir dari Medlineplus, hipersomnia ternyata bisa sangat berbahaya apabila tidak segera didiagnosa dan mendapatkan terapi untuk penyembuhannya. Apalagi beberapa dampak hipersomnia yang sangat serius, diantaranya impotensi, hipertensi, angina pektoris, gagal jantung, hingga stroke, wajib menjadi perhatian.

Namun bukan hanya itu, Bun. Dampak psikis juga seringkali dikaitkan dengan hipersomnia, lho. Diantaranya kebingungan, kecemasan, penurunan energi, gelisah, berpikir lambat, bicara lambat, kehilangan nafsu makan, halusinasi, hingga masalah memori.

Baca Juga: Hati-hati Bun, Si Kecil Juga Bisa Insomnia, Lo!

Faktor risiko hipersomnia

Hipersomnia dapat diderita oleh siapa pun, meskipun kebanyakan kasus hipersomnia lebih sering ditemukan pada anak usia remaja. 

Berikut ini merupakan beberapa penyebab hipersomnia yang sering dialami remaja:

  • Masalah tidur sleep apnea atau narkolepsi
  • Disfungsi sistem saraf otonom
  • Penggunaan obat terlarang dan alkohol
  • Masalah fisik seperti tumor, trauma kepala, atau cedera pada sistem saraf pusat
  • Obat-obatan tertentu atau penarikan obat
  • Kondisi medis seperti multiple sclerosis, depresi, ensefalitis, epilepsi, atau obesitas

Hipersomnia akan sangat mempengaruhi kehidupan sehari=hari | Shutterstock

Perlu diingat meski hipersomnia bukanlah sesuatu yang tampak berbahaya namun sebenarnya hipersomnia memiliki kecenderungan tersebut, Bun. Bayangkan apabila penderita hipersomnia tengah mengendarai kendaraan dan tertidur. Belum lagi banyaknya kerugian yang mungkin akan didapat akibat ketidak-produktifan seseorang karena penyakit ini! Karena itulah penanganan yang tepat dan cepat sangat diperlukan.

Baca Juga: Penyebab Anak Sulit Tidur dan Cara Mengatasinya

Kabar baiknya, hipersomnia dapat disembuhkan lewat terapi obat-obatan juga konsultasi bersama ahlinya. Merubah gaya hidup juga menjadi salah satu poin penting untuk kesembuhan orang dengan hipersomnia.

Perlu diingat hipersomnia hanya dapat didiagnosa oleh dokter. Maka segeralah periksakan diri Bunda maupun keluarga apabila mencurigai hipersomnia sebagai alasan dari rasa kantuk yang tak kunjung hilang yang mungkin sering Bunda rasakan, ya!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi