A father holds his daughter’s hand for a short while, but he holds her heart forever.
Unknown

5 Alasan Mengapa Orang Tua Sebaiknya Tidak Memaksa Anak Berhenti Menangis

author
Ruth Sinambela
Rabu, 31 Mei 2023 | 15:00 WIB
Anak menangis sebaiknya tidak dipaksa untuk berhenti, Bun | Shutterstock

Menangis merupakan salah satu cara komunikasi yang penting bagi anak-anak, Bun. Saat mereka menangis, mereka sebenarnya tengah berusaha menyampaikan pesan bahwa mereka merasa tidak nyaman, takut, lapar, atau bahkan hanya butuh perhatian. 

Namun, terkadang orang dewasa cenderung ingin segera menghentikan tangisan anak dengan cara-cara yang kurang baik, bahkan juga memaksa. Karena itulah, penting bagi orang tua untuk memahami mengapa anak tidak boleh dipaksa berhenti menangis dan sebaliknya, memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan emosi mereka melalui tangisannya.

Berikut ini 5 manfaat menangis yang sehat bagi anak, Bun!

Baca Juga: Bunda Menangislah, Jangan Ditahan

Komunikasi dan ekspresi emosi 

Menangis adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling pertama bagi anak-anak. Saat menangis, si kecil sesungguhnya tengah mengungkapkan kebutuhan, ketidaknyamanan, atau kecemasan yang dirasakannya, Bun. 

Karena itulah dengan memaksa anak untuk berhenti menangis dapat menghambat kemampuan mereka untuk mengomunikasikan apa yang mereka rasakan. Justru yang harus dilakukan oleh orang tua adalah memberikan ruang untuk anak menangis, sehingga bisa memperkuat kemampuannya dalam mengungkapkan dan mengelola emosi.

Memahami dan menghargai emosi 

Menghentikan tangisan si kecil secara paksa dapat membuat anak percaya bahwa emosi mereka tidak dihargai atau tidak penting lho, Bunda. Akibatnya anak akan merasa tidak aman, tidak didengarkan, dan tidak dihargai. 

Menangis merupakan cara yang paling umum untuk menyalurkan rasa frustasi, marah, kesal, atau sedih untuk orang dewasa maupun anak-anak | Shutterstock

Sebaliknya, dengan mendengarkan dan memahami tangisan anak, Bunda akan memberikan pesan bahwa Bunda maupun Ayah sangat menghargai emosi mereka dan siap mendukung mereka. Hal ini pula yang akan membantu anak dalam memahami, mengembangkan, dan mengelola emosi yang sehat di masa depan.

Mengajarkan empati dan penyelesaian masalah 

Saat anak menangis, ada kesempatan bagi orang dewasa untuk mengajarkan anak tentang empati dan penyelesaian masalah. Bunda misalnya dapat mengajak anak untuk memahami alasan di balik tangisan mereka, menawarkan bantuan untuk membantu mereka mengatasi masalah atau memberikan kenyamanan yang diperlukan. 

Baca Juga: Absent Grief, Ketika Seseorang Tak Bisa Mengekspresikan Rasa Duka

Melalui interaksi ini lah nantinya anak akan belajar bahwa mereka didengar dan diperhatikan, serta mampu mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam berhubungan dengan orang lain.

Menghormati proses perkembangan anak 

Anak-anak sedang dalam proses belajar mengenali dan mengatur emosi mereka. Sejalan dengan itu, tangisan adalah salah satu cara bagi anak untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, Bun. 

Memaksa anak untuk berhenti menangis seperti Bunda tak menghormati perasaan dan emosi mereka, lho | Shutterstock

Maka dengan memaksa mereka untuk berhenti menangis sama saja Bunda maupun Ayah tengah menghambat proses dan perkembangan emosional mereka. Penting sekali untuk memahami kalau memberikan ruang bagi si kecil untuk menangis adalah sangat penting demi mendukung mereka dalam menjalani proses tumbuh dengan sehat dan alami.

Membangun kepercayaan dan ikatan emosional 

Mengizinkan anak untuk menangis serta memberikan dukungan dan perhatian yang diperlukan saat mereka bersedih, kecewa, maupun marah, terbukti akan membantu anak membangun kepercayaan dan ikatan emosional antara Bunda dan si kecil, lho. 

Ketika anak yakin bahwa ia memiliki cinta dan dukungan orang tuanya dalam keadaan sesulit apa pun, secara otomatis anak akan merasa lebih aman dan lebih mampu mengatasi kesulitan di masa depan. Selain itu, dengan memiliki dan menjaga interaksi yang positif ini, hubungan emosional yang kuat dapat tumbuh dan berkembang antara anak dan Bunda juga Ayah.

Baca Juga: Redakan Emosi dengan Metode Butterfly Hug, Anak pun Bisa Melakukannya!

Dalam menghadapi tangisan anak, penting untuk tetap tenang dan memastikan bahwa anak dalam keadaan aman. Mendengarkan dan menghargai tangisan mereka adalah cara yang lebih baik untuk merespon daripada memaksa mereka berhenti menangis, Bun.

Namun dalam beberapa situasi tertentu, seperti saat anak melukai diri sendiri atau berada dalam bahaya, tentu Bunda perlu segera mengambil tindakan. Karena itulah kehadiran Bunda dan Ayah di setiap fase kehidupan si kecil sangat dibutuhkan!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi