When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Yuk, Berdamai dengan Tingkah Laku Si Kecil yang Sering Bikin Bunda Mudah Marah!

author
Ruth Sinambela
Senin, 14 Agustus 2023 | 10:55 WIB
Yuk, berdamai dengan tingkah laku si kecil agar parenting jadi lebih mudah | Shutterstock

Berdamai dengan tingkah laku “nakal” si kecil sebenarnya sangat disarankan lho, Bunda. Asalkan tingkah laku tersebut tidak melukai atau membahayakan diri sendiri dan orang lain, seharusnya masih bisa kok ditolerir. 

Selain itu, dengan berdamai bukan berarti Bunda diminta untuk bersikap cuek atau tidak peduli. Justru dengan berdamai di sini, Bunda maupun Ayah jadi bisa berefleksi hingga mencari alternatif untuk dapat menerima atau tidak merasa marah dan kecewa terhadap sikap anak namun tetap mencoba mengajak mereka untuk bersikap lebih baik.

Apa saja sih, sikap si kecil yang seringkali membuat Bunda marah dan bagaimana supaya bisa berdamai dengannya?

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Bunda Mudah Marah

Rumah berantakan

Ubahlah pola pikir Bunda yang tadinya mudah kesal karena si kecil tidak segera merapikan kamar atau mainannya setelah bermain, menjadi pemikiran yang positif dan menganggap kalau rumah yang berantakan bisa jadi pertanda si kecil aktif, sehat, mau bereksplorasi, dan jauh dari gadget!

Selain itu, rumah yang rapi dan bersih sebaiknya tidak berada di urutan no.1 to-do list Bunda dan Ayah. Meski demikian, sebaiknya rumah yang rapi dan bersih dijadikan motivasi untuk mengajak si kecil merapikannya bersama sambil menghabiskan waktu untuk bercerita atau ngobrol, Bun.

Menumpahkan atau menjatuhkan sesuatu

Sulit memang untuk menahan diri ketika si kecil sudah diperingati berulang kali agar berhati-hati namun kok tetap saja menjatuhkan atau menumpahkan sesuatu. Untuk bisa berdamai dengan hal ini.. ingatlah Bun, kalau Bunda tidak sendiri. Semua anak memang kerap melakukannya. Kalau Bunda terlalu keras mengenai hal ini, yang ditakutkan adalah si kecil justru menjadi enggan mencoba dan melakukan apapun sendiri. 

 

Mendiamkan anak saat marah sebagai bentuk hukuman merupakan hal yang sebaiknya dihindari, Bun | Shutterstock

Ubahlah pola pikir Bunda mengenai sesuatu yang tumpah dengan afirmasi positif seperti “Tidak apa-apa tumpah, bisa dibersihkan” atau “Tidak apa-apa jatuh/rusak, yang penting si Kakak/Adik tidak terluka”. Bagaimana pun, keselamatan si kecil adalah yang terpenting bukan?

Selain itu, melakukan kesalahan adalah proses belajar. Bunda cukup mengingatkan saja. Seiring bertambahnya usia anak, apabila ia sudah bisa diminta membersihkan “kekacauan” yang dibuatnya, maka Bunda cukup berkata tegas dan meminta mereka untuk membersihkan dan merapikannya. Meski demikian, tetaplah hadir dan menemani mereka ya, Bun.

Anak selalu menolak

Menjadi masalah yang sering sekali terjadi di rumah yaitu ketika si kecil mengatakan tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak mau tidur, dan masih banyak lagi “tidak mau” lainnya. Selalu saja menolak apa pun yang Bunda minta. 

Sabar ya, Bun. Cobalah berdiam diri sejenak dan ingatkan diri sendiri agar tidak marah. Sadarilah dengan sepenuh hati, kalau kemarahan Bunda tidak akan membuat si kecil belajar, justru kemungkinan mengulanginya semakin besar. Sebaliknya yang harus Bunda lakukan adalah mencoba untuk membuat rutinitas harian dan menjalankannya dengan disiplin!

Daripada marah-marah Bunda lebih baik bersikap tegas dan on schedule, Bun. Percayalah, sedikit demi sedikit si kecil akan menjalani rutinitasnya dengan lebih mudah diajak atau diingatkan. Intinya adalah kesabaran dan disiplin.

Baca Juga: Pola Asuh Tanpa Marah-Marah, Mungkinkah?

Tidak meletakkan barang di tempat semula

Tak ada cara yang lebih mudah untuk menjalani situasi ini daripada berdamai, Bun. Caranya, setiap kali Bunda melihat barang yang diletakkan sembarangan oleh si kecil, segeralah mengingatkannya untuk mengembalikan dan merapikan barang tersebut. 

Bukan Bunda yang merapikannya, ya. Namun tunggu lah sampai si kecil benar-benar merapikannya, dan jangan biarkan ia menunda pekerjaan tersebut. Lakukan setiap kali situasi ini terjadi. Jangan lupa dan jangan bosan-bosan untuk terus mengingatkan mereka.

 

Pelukan akan menenangkan Bunda juga si kecil dari amarah atau pertikaian, lho! | SHUTTERSTOCK

Mengganggu dan meminta perhatian

Pasti Bunda pernah atau sering merasa kesal karena diganggu oleh si kecil yang meminta perhatian padahal Bunda sedang sibuk bekerja? Bunda jangan sedih ya, semua ibu pasti pernah merasakannya juga, kok

Untuk mengatasi hal ini, yang bisa Bunda lakukan adalah dengan tidak menerima permintaan si kecil. Tak apa kok, sesekali Bunda menolak permintaannya apalagi kalau Bunda memiliki alasan seperti sedang sakit atau sedang bekerja. Itu tidak akan membuat Bunda menjadi seorang ibu yang jahat, Bun!

Yang penting adalah Bunda harus menjelaskan pada si kecil kalau pekerjaan ini harus segera diselesaikan. Bunda juga boleh meminta pengertian mereka apabila Bunda butuh waktu sebentar untuk bekerja atau melakukan hal yang lainnya. Asal seimbang, dan Bunda juga selalu punya waktu untuk memberikan perhatian pada anak maka tidak akan ada masalah.

Apabila si kecil merajuk, ngambek, atau marah, tetaplah bersamanya dan berikan pelukan sebentar sambil membisikan kata-kata hangat di telinganya.. Barulah Bunda bisa meminta izin untuk melanjutkan pekerjaan Bunda. 

Meski demikian hal ini sebaiknya hanya dilakukan ketika si kecil meminta sesuatu yang tidak masuk akal atau hanya dibuat-buat. Perhatikan apabila permintaannya memang penting dan harus dilakukan saat itu juga, maka tak ada alasan Bunda untuk menolak.

Baca Juga: Bantu Anak Mengelola Emosinya, Ikuti 6 Tips Ini

Berdamai dengan tingkah dan polah anak memang membutuhkan kesabaran tinggi dan kesadaran penuh kalau kebiasaan marah-marah harus diubah, karena hanya membuat Bunda lelah dan si kecil pun tidak mendapatkan pelajaran apa pun, Bun. 

Yuk, mulai sedini mungkin.. meski sulit tetap semangat, jangan menyerah dan tetap lakukan dengan konsisten! Kelak Bunda maupun Ayah akan memetik hasil kesabaran tersebut.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi