Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

4 Tips Agar Anak Tak “Hilang” Di Keramaian

author
Hasto Prianggoro
Sabtu, 23 Maret 2019 | 18:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Anak batita bisa dengan mudah lepas dari pengamatan orangtua dan terpisah ketika berada di keramaian seperti pasar malam, kebun binatang, mal, atau yang lain. Bahkan, meski orangtua sudah sangat berhati-hati, kemungkinan anak terpisah di keramaian cukup besar. Bagaimana antisipasi agar anak aman berada di keramaian?

 

1. Pilih waktu yang tepat

Persiapkan baik-baik rencana mengunjungi tempat-tempat umum bersama si batita. Jika memungkinkan, hindari mengunjungi tempat-tempat keramaian seperti obyek wisata, mal, atau yang lain ketika sedang padat pengunjung. Tak selalu mudah memang, karena biasanya orangtua tak punya cukup pilihan waktu. Pilih waktu yang relatif nyaman. Hindari suasana yang teralu ramai karena bisa membuat anak tak nyaman dan rewel.

2.Beri tanda pengenal

Salah satu cara paling efektif agar anak aman saat berada di keramaian adalah memberinya tanda pengenal atau pakaian yang mencolok. Misalnya, kenakan anak gelang ID yang berisi informasi nama, tempat tinggal, dan nama orangtua beserta nomor telepon yang bisa dihubungi. Tak ada salahnya anak mengenakan baju dengan warna atau motif mencolok, sehingga mudah terlihat di keramaian.

Baca juga: Jangan Mengumbar Amarah Ke Anak, Ini 5 Alasannya

3. Jaga jarak

Jika anak lebih suka berjalan sendiri di keramaian, biarkan dia berjalan di depan atau di antara orangtua dalam jarak yang tak terlalu jauh. Orangtua harus fokus memperhatikan anak, atau bisa bergantian dengan pasangan untuk selalu memperhatikan pergerakan si Kecil. Jika anak berlarian atau berjalan cepat sehingga jaraknya cukup jauh, ingatkan dia untuk tak jauh-jauh dari orangtua. Siapkan stroller jika anak sewaktu-waktu capek dan pengin duduk.

4. Latih dengan permainan

Ajarkan anak keterampilan penyelamatan diri, tentu dengan cara yang menyenengkan. misalnya dengan permainan “sopir-sopiran.”  Orangtua memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan anak dengan istilah-istilah mengemudi, misalnya “Belok kiri,” “Stop, parkir dulu,” “Awas ada mobil lain,” dan sebagainya. Untuk anak yang cukup besar, ajarkan untuk menjelaskan kepada pengelola tempat atau pengunjung lain bahwa dia terpisah dari orangtua dan menjelaskan identitas serta nomor telepon orangtua.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro