For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

Ini 5 Mitos Kanker Payudara Yang Wajib Diketahui

author
Hasto Prianggoro
Kamis, 20 Desember 2018 | 16:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Kanker payudara bisa ditangani lebih baik jika diketahui lebih dini. Berbagai pandangan keliru atau mitos yang salah seringkali juga membuat diagnosa menjadi tidak tepat. Nah, berikut ini 5 mitos keliru tentang kanker payudara seperti dikutip womansday.com.

1. Benjolan di payudara pasti kanker payudara

Pikiran kita terbiasa dikondisikan untuk mengenali benjolan di payudara sebagai tumor atau kanker. Begitu benjolan teraba di area payudara, kita langsung takut dan panik, jangan-jangan kanker payudara.

“Kenyataannya, 75% benjolan yang teraba bukan sesuatu yang serius. Misalnya saja benjolan itu ternyata kista atau pertumbuhan jaringan bukan kanker,” kata Otis Brawley, M.D., chief medical officer American Cancer Society (ACS). Benjolan bisa juga berkaitan dengan siklus mens.

Namun, apapun, jika teraba ada benjolan di area payudara, sebaiknya segera hubungi dokter obgyn untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh.

2. Kanker payudara hanya milik orang tua

Kanker payudara bisa muncul di usia berapa saja. Meskipun perempuan berusia 55 tahun ke atas lebih beresiko terkena kanker payudara, toh data dari Young Survival Coalition menunjukkan, lebih dari 250 ribu perempuan di AS didiagnosa mengidap kanker payudara sebelum berusia 40 tahun.

Yang lebih mengkhawatirkan, mereka yang terdiagnosa sebelum usia 40 ternyata mengidap kanker payudara tipe yang lebih agresif dengan tingkat bertahan hidup penderita lebih rendah. Riset juga  menunjukkan, kanker payudara pada perempuan usia di bawah 40 tahun berbeda dengan jenis kanker payudara pada perempuan yang lebih tua.

 

Baca juga: Hobi Berswafoto Bisa Picu Selfie Elbow, Lo!

 

3. Laki-laki tak bisa kena kanker payudara

Tak hanya perempuan, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara meski presentasenya hanya 1% dari keseluruhan jumlah kasus kanker payudara. Menurut ACS, sekitar 2,550 laki-laki di AS terdiagnosa mengidap kanker payudara. Kanker payudara pada laki-laki juga lebih sering terdiagnosa pada stadium lanjut. Meski begitu, riset yang dimuat pada Journal of Clinical Oncology menemukan bahwa kemungkinan bertahan hidup penderita kanker payudara laki-laki lebih besar dibandingkan penderita perempuan.

“Pria tidak punya homon estrogen dan progesteron, tidak menyusui, tidak punya saluran air susu dan kelenjar susu dimana biasanya kanker payudara bermula,” kata Julie R. Gralow, M.D., direktur Breast Medical Oncology di Seattle Cancer Care Alliance.

4. Hanya keluarga dari garis keturunan ibu yang berisiko terkena kanker payudara

Mitos ini tidak benar karena resiko kanker payudara tak hanya berasal dari garis keturunan ibu tetapi juga garis keturunan ayah. Ada baiknya melihat kedua garis keturunan, baik dari garis ayah maupun garis ibu, untuk menelusuri resiko kanker payudara. Meskipun ibu, saudara perempuan atau anak perempuan memiliki hubungan darah yang paling penting, sebaiknya cek juga saudara perempuan dan ibu dari ayah.

5. Benjolan merupakan satu-satunya gejala yang harus diwaspadai

Benjolan pada payudara bukanlah satu-satunya perubahan atau gejala kanker payudara yang patut diwaspadai. Gejala atau perubahan lain juga harus menjadi perhatian, misalnya perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan payudara. Juga, jika payudara terasa lebih keras, puting tertarik ke dalam, atau keluar darah dari puting. Jika gejala ini muncul, segera hubungi dokter, ya, untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam. 

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro