When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Ajak Anak Ngobrol Pakai Gestur Juga, Ini Alasannya

author
Hasto Prianggoro
Rabu, 6 Maret 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Mengajak anak berbicara dengan kata-kata dan gestur ternyata mampu meningkatkan kosa kata anak.

 

Orangtua sebaiknya tak hanya menggunakan kata-kata verbal saat berkomunikasi dengan anak, tetapi gunakan gestur  atau gerak anggota badan juga. Saran ahli, gerakan-gerakan seperti menunjuk, melambaikan tangan dan gerak tubuh lain ternyata bermanfaat membantu menambah kosa kata si batita. 

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang bisa menyampaikan sesuatu dengan gerak tubuh di usia 14 bulan ternyata lebih cepat mengoleksi kosa kata. Bunda pasti pernah melihat anak-anak batita yang mengangkat kedua tangan meminta digendong, bukan? Nah, cara berkomunikasi dengan gestur ini menunjukkan anak-anak itu tahu bagaimana harus berkomunikasi. Gesturing, begitu bentuk komunikasi ini disebut, juga penting untuk pembentukan kalimat dimana anak menggabungkan satu kata ditambah gerakan anggota badan sebagai kata kedua. 

Baca juga: Yuk, Pahami Perkembangan Bicara Si Batita

Seperti dikutip dari newparent.com, para peneliti di Universitas Chicago juga menemukan bahwa ternyata gesturing menunjukkan hal yang lebih serius, yaitu anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah masuk sekolah dengan kemampuan kosa kata yang lebih sedikit dibandingkan teman mereka yang berasal dari keluarga yang lebih berkecukupan.

Salah satu kunci sedikit-banyaknya kosa kata yang dimiliki anak adalah bagaimana orangtua mengajak anak “ngobrol” sejak masih bayi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin tinggi penghasilan orangtua dan semakin tinggi pendidikan orangtua, semakin sering pula mereka mengajak anak berbicara dan membacakan cerita, dengan memakai kosa kata yang lebih bervariasi.

| SHUTTERSTOCK
Lalu, apakah mereka juga melakukan banyak gestur saat berbicara dengan anak mereka? Ternyata, hasil penelitian yang dilakukan terhadap 50 keluarga di Chicago menunjukkan adanya kesenjangan penghasilan di antara keluarga-keluarga tersebut. Orangtua yang berpenghasilan lebih tinggi melakukan gesturing lebih sering dan, yang lebih penting, anak mereka mampu membaca makna lebih banyak dibandingkan anak-anak dari keluarga yang lebih kecil penghasilannya.   

Para peneliti menyimpulkan bahwa selain faktor sosio-ekonomi dan peran aktif orangtua mengajak anak berbicara secara verbal, gesturing ternyata juga ikut berkontribusi dalam perkembangan bicara anak. “Ada lebih banyak variasi gestur dengan berbagai makna yang mampu dimengerti anak, seperti gerakan mengepakkan lengan untuk mengatakan terbang atau membuat gerakan untuk mengatakan ‘naik’ atau ‘turun,’” kata Peggy McCardle Dari National Institute of Child Health and Human Development yang mendanai penelitian.   

Kini, para peneliti tengah mencari tahu apakah jika orangtua dari keluarga berpenghasilan rendah lebih banyak melakukan gesturing saat berkomunikasi dengan anak akan bisa mendorong kosa kata anak mereka sehingga lebih siap masuk sekolah.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro