Too much love never spoils children. Children become spoiled when we substitute presents for presence.
Anthony Withman

Waspadai, Ini Perbedaan Bengkak Biasa dan Gejala Preeklampsia

author
Isna Triyono
Kamis, 31 Oktober 2019 | 11:43 WIB
SHUTTERSTOCK |

Preeklampsia seperti momok yang menakutkan bagi ibu hamil.

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Jika tak segera ditangani, preeklampsia bisa membahayakan bagi ibu hamil dan janin di dalam rahim.

Salah satu tanda fisik preeklampsia yang bisa dilihat adalah terjadinya pembengkakan pada tubuh ibu.

Namun, pada ibu hamil, pembengkakan terutama di bagian kaki, juga merupakan hal yang wajar karena perubahan hormon dan tubuh ibu memproduksi lebih banyak darah dan cairan untuk mendukung pertumbuhan bayi dalam perut.

Baca juga: Hamil Kembar Harus Makan Dua Kali Lipat?

Selain itu, pertumbuhan rahim juga menghambat aliran balik cairan tadi ke tubuh bagian atas. Hasilnya, kaki ibu hamil sering mengalami pembengkakan.

Lalu bagaimana cara membedakan bengkak karena kondisi wajar kehamilan dan bengkak akibat gejala preeklampsia?

Seperti yang dilansir dari webmd, jika ibu hamil mengalami pembengkakan dan tidak hilang meski sudah berisitirahat, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk didiagnosis dengan lebih tepat.

Berikut ini perbedaan bengkak normal pada ibu hamil dan akibat gejala preeklampsia.

1. Bengkak Normal (edema)

- Bagian tubuh yang biasanya bengkak adalah bagian kaki
- Bengkak segera kempes jika ibu sudah beristirahat
- Tidak diikuti kenaikan tekanan darah

Baca juga: Batuk Saat Hamil, Berpengaruh Pada Janin?

2. Bengkak Akibat Gejala Preeklampsia

- Selain kaki, bagian tubuh lain juga mengalami pembengkakan seperti wajah yang sembap, area sekitar mata dan tangan.
- Ketika area yang bengkak ditekan ibu jari, lekukan pada kulit tetap selama beberapa detik
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Terdapat kadar protein yang tinggi dalam urin
- Nyeri berlebihan di daerah ulu hati
- Mengalami perubahan penglihatan, biasanya dalam bentuk seperti lampu berkedip atau ketidakmampuan untuk mentolerir cahaya terang
- Diikuti peningkatan berat badan secara tiba-tiba lebih dari 4 kilogram dalam seminggu
- Sesak napas, mual, dan nyeri punggung
- Sakit kepala yang tak kunjung hilang meski sudah

 

Penulis Isna Triyono
Editor Isna Triyono