Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Anak Gembira Banget, Kenapa Ya?

author
Hasto Prianggoro
Selasa, 12 November 2019 | 16:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Jika Bunda pernah datang ke pesta ulang tahun anak usia 4 tahun, pemandangan umum yang akan dilihat adalah betapa bersemangatnya anak-anak itu, betapa bahagianya mereka, betapa antusiasnya mereka. Mereka berlarian kesana-kemari, berteriak-teriak, dan saling dorong. Apa penyebabnya?

 

Meski merupakan pemandangan umum, ada juga anak usia balita yang tak  bisa mengekspresikan kegembiraaanya seperti teman-temannya, atau sebaliknya, terlalu bergembira dan bersemangat sehingga malah mengganggu teman-temannya.

Anak-anak butuh kontrol diri agar antusiasme dan kegembiraan mereka bisa tertumpahkan secara wajar. Dan tidak semua anak memiliki keterampilan ini secara bersamaan. Ada yang bisa mengontrol diri, ada yang tak mudah. Kita akan bisa melihat mana yang mampu mengontrol diri dan mana yang tidak ketika mereka bermain bersama-sama.

Secara alamiah, ada anak-anak yang memang sifatnya periang, dan ini bukan hal yang negatif. Mereka memang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, energetik, optimis, dan ceria. Tak heran jika mereka dengan mudah mendapat teman. Anak-anak lain suka bermain dan dekat-dekat dengan mereka.

Baca juga: Si Kecil ‘Benci' Semua Orang, Kenapa?

Bunda sebaiknya waspada jika anak terlihat terlalu gembira atau terlalu antusias tanpa bisa mengontrol diri mereka. Ini bisa membawa akibat yang berbeda. Anak-anak lain akan berpikir bahwa anak ini ‘ribut banget sih,’ ‘mengganggu,’ atau ‘memalukan.’ Akibatnya, anak ditinggalkan oleh teman-temannya atau bahkan dibully karena perilakunya yang ‘berbeda’ tadi.

Di lain pihak, ada juga atusiasme atau kegembiraan berlebih yang merupakan ciri ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Wikipedia mencatat, ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.

Beberapa anak lain gembira berlebihan karena punya masalah dengan proses sensorik mereka. Mereka terpicu oleh input yang mereka terima melalui indera. Akibatnya, mereka menjadi sangat antusias atau gembira berlebihan.

| SHUTTERSTOCK
Tidak peduli apa penyebab anak menjadi gembira atau antusias berlebihan, yang pertama sebaiknya dilakukan orangtua adalah mengapresiasi kegembiraan anak sebagai bentuk antusiasme dan energi, yang merupakan ciri dari anak sehat.

Amati dan catat apa yang membuat anak menjadi gembira berlebihan. Ini akan membantu menyiapkan anak manakala menghadapi situasi yang sama sehingga mereka bisa mengontrol antusiasme atau kegembiraan mereka. Misalnya di pesta ulang tahun temannya.

Yang berikutnya, ajak anak bicara tentang kapan dia boleh berteriak, berlarian, atau tertawa. Misalnya ketika masuk ke rumah orang lain, sebaiknya berbicara pelan, tidak berlarian, dan sebagainya. Yang terakhir, cari informasi tentang ADHD dan gangguan lainnya supaya bisa segera ditangani oleh profesional.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro