For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

Skandal Kim Seon Ho dan Pentingnya Pemahaman akan Gaslighting dalam Toxic Relationship

author
Ruth Sinambela
Jumat, 22 Oktober 2021 | 15:19 WIB
Kim Seon Ho terkena skandal |

 

Skandal yang menimpa aktor inisial K alias Kim Seon Ho lagi rame diperbincangkan nih, Bun. Jika sebelumnya Bunda adalah penggemar aktor pemeran Hong Banjang di drama Hometown Cha-Cha-Cha, terkejut dan kecewa mungkin sedang Bunda rasakan saat ini.

Aktor yang terkenal lewat perannya sebagai Han Ji Pyeong di drama Start-Up ini, bisa dibilang sedang melejit karirnya di dunia drama Korea. Tidak lama setelah drama pertamanya sebagai pemeran utama rampung, karirnya justru berada di ambang hidup – ya, dengan adanya “cancel culture” di dunia hiburan Korea Selatan, kemungkinan besar karir Kim Seon Ho akan berhenti sampai di sini. Terbukti, berbagai brand yang sebelumnya bekerja sama dengan Kim Seon Ho kini satu persatu telah membatalkan kontraknya – karena tidak mau ikut mendapat image buruk dari kasus yang sedang menimpanya.

Baca juga: Bikin Ketagihan, Drakor The Penthouse Bahas Banyak Isu Parenting

Pria berusia 35 tahun ini baru saja mengakui bahwa dirinya adalah aktor K yang diceritakan oleh seorang perempuan anonim di dunia maya. Perempuan inisial A ini mengaku pernah berpacaran dengan aktor K dan hamil. Aktor K kemudian memaksanya untuk menggugurkan kandungan (aborsi) dengan alasan harus membayar ganti rugi kontrak dengan jumlah yang cukup besar jika di kemudian hari ketahuan memiliki anak.

Awalnya A menolak, dengan rekomendasi medis yang mengatakan jika kandungannya digugurkan (keadaannya lemah), kemungkinan dirinya tidak akan bisa hamil dan melahirkan lagi. Namun, pada akhirnya A melakukan aborsi setelah K dikabarkan melakukan “gaslighting”.

 

Apa itu gaslighting?

Skandal ini membuat banyak pihak kembali mengaungkan pentingnya kesadaran akan gaslighting. Tapi sebenarnya, apa sih arti gaslighting yang kerap dikaitkan dengan toxic relationship ini?

Istilah gaslighting pertama kali dikenal dari sebuah drama panggung asal Inggris yang berjudul Gas Lighting di tahun 1938. Judul yang sama kemudian diangkat jadi film pada tahun 1940. Dalam drama tersebut, diceritakan adanya bentuk narsisme dari pelaku kepada korban. Dimana pelaku menjadikan korban “budak” secara emosional. 

Pelaku gaslighting akan memanipulasi korban sedemikian rupa sehingga pelan-pelan kepercayaan diri korban menurun bahkan hilang sama sekali. Korban jadi bingung dan tidak tahu mana yang benar dan salah. Selanjutnya, korban akan ketergantungan pada instruksi dan validasi pelaku. Tidak dapat memutuskan tindakan yang baik dan perlu untuk diri sendiri. Mereka akan menganggap semua yang dipilihnya salah, dan hanya pelaku yang bisa menentukan tindakan yang harus dilakukan.

Baca juga: Drama Korea dengan Cerita Kesehatan Mental, Wajib Tonton!

Duh, serem banget kan, Bun? Dalam kasus Kim Seon Ho, meski dokter terkait telah memberi informasi bahwa tindakan aborsi dapat membahayakan korban, pada akhirnya korban tetap melakukannya karena Kim Seon Ho mengatakan bahwa jika korban tetap mempertahankan kandungan dan melahirkan anak, ia hanya akan membenci dan tidak akan menyayangi anak tersebut. Kebayang kan Bun, ada di kondisi seperti itu pasti kita akan sangat tertekan dan tidak dapat berpikir jernih.

 

Hometown Cha-Cha-Cha |

Bahaya Toxic Relationship

Skandal Kim Seon Ho hanyalah satu dari begitu banyak kasus toxic relationship yang dominan dialami perempuan. Diskriminasi hasil konstruksi sosial, membuat perempuan jadi pihak yang cenderung lemah dan dirugikan. Perempuan dianggap harus mengikuti semua keinginan pasangan sebagai bukti kesetiaan, kasih sayang, dan berbagai alasan patriarki yang diromantisasi lainnya. 

Padahal, kedudukan perempuan dan laki-laki harusnya setara, sebagai “partner” alias teman hidup, dan bukan atasan-bawahan seperti yang kerap terjadi di masyarakat. Dimana kali-laki lebih dominan, sedangkan perempuan dituntut tunduk – sebagai bagian dari kodrat.

Dari skandal Kim Seon Ho, kita belajar, bahwa saat sedang menjalani hubungan dengan seseorang yang manipulatif, terbiasa berbohong, ingkar janji, meluapkan emosi secara membabi-buta, dan suka memaksakan kehendak, sebaiknya kita segera minta bantuan orang terdekat atau profesional untuk keluar.

Baca juga: 5 Aktor Drama Korea yang Paling Populer di Januari 2019

Tindakan gaslighting itu salah satu “red-flags” ya Bun. Peringatan untuk tidak melanjutkan hubungan, apa lagi ke jenjang yang lebih serius. Dan, tidak hanya dapat terjadi saat pacaran, tapi juga saat sudah berstatus suami-istri. Yuk sama-sama cek kembali, apakah kita sudah berada di hubungan yang benar-benar sehat?

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela