You have a lifetime to work, but children are only young once.
Polish Proverb

Varian Omicron Lebih Mudah Menular, Apa Saja Gejalanya?

author
Ruth Sinambela
Kamis, 2 Desember 2021 | 14:55 WIB
Omicron, Varian Baru Covid-19 Sudah Ditemukan di 23 Negara (01/12/2021) | Shutterstock

Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), secara resmi menjadikan varian baru covid-19 B.1.1.529 atau biasa disebut Omicron, sebagai Variant of Concern (VOC), yaitu varian Covid-19 yang harus diwaspadai. Hal ini disebabkan oleh banyaknya laporan yang menyatakan bahwa Omicron memiliki banyak strain atau mutasi dibandingkan varian Alpha, Beta dan Delta. Sehingga varian Omicron dianggap sangat menular.

Belum diketahui dengan jelas dari mana varian ini berasal. Tetapi profesor ahli epidemiologi Afrika Selatan, Salim Abdool Karim mengatakan Omicron pertama kali ditemukan di Botswana dan tak lama kemudian di Afrika Selatan. Dilansir dari AFP, para ilmuwan kemudian mengumumkan penemuan itu pada 25 November.

Baca Juga: Positif Covid-19 Meski Telah Divaksinasi, Begini Penjelasannya

Pada saat itu kasus telah terdeteksi di Hong Kong. Beberapa hari kemudian setidaknya 11 negara, yakni Israel, Belgia, Inggris, Republik Ceko, Belanda, Italia, Jerman, Australia, Perancis, Kanada dan Portugal, telah menemukan infeksi dengan varian tersebut di negaranya masing-masing, seperti dilansir dari CNBC.

Kemudian disusul Jepang dan Papua Nugini yang juga mengumumkan telah ditemukannya kasus Covid-19 varian Omicron di negaranya.

Varian Covid-19 Omicron dapat mengalahkan sistem kekebalan yang terbentuk oleh vaksin?

Para pakar menyebutkan, vaksin yang ada saat ini kemungkinan besar melindungi, tetapi belum diketahui secara pasti. Menurut para ahli, sejauh ini Omicron menyebabkan kelelahan ekstrem tetapi hanya penyakit ringan. Para ahli Virologi Westmead Institute  juga masih meneliti antibodi pelindung dalam vaksin.

Baca Juga: Manfaat ASI Luar Biasa! Dari Cegah Alergi Hingga Covid-19

"Kecurigaan saya adalah vaksin yang kami gunakan di Australia, yakni Pfizer, Moderna, AstraZeneca, sudah mencakup penyakit parah, termasuk varian Omicron," kata Profesor Tony Cunningham, seperti dilansir dari ABCNews.

Walaupun kemungkinan vaksin-vaksin tersebut dapat melindungi. Namun menurut Profesor, kenyataannya varian Omicron sudah bisa menginfeksi orang-orang yang sudah divaksin. Hal ini disebut karena beberapa mutasi sudah diketahui, mempengaruhi transmisibilitas dan penghindaran kekebalan. Jadi daripada menerka-nerka, lebih baik menemukan vaksin generasi baru untuk varian ini dan kemungkinan varian lainnya di masa depan.

Namun, masih rendahnya persentase orang yang divaksinasi di wilayah-wilayah  yang telah terinfeksi varian Covid-19 Omicron, yakni Afrika Selatan dan negara Afrika lainnya, menjadi salah satu masalah yang ditemukan oleh para ilmuwan.

Sejumlah Negara Melarang Perjalanan Udara Dari Afrika Selatan Terkait Munculnya Varian Baru Covid-19 | The Days Newspaper

Penularan Omicron di Afrika Selatan

Meski tidak semua kasus Covid-19 baru di Afrika Selatan merupakan varian Omicron, statistik menunjukkan bahwa hampir tiga perempat kasus Covid-19 yang dilaporkan dalam beberapa hari terakhir didorong oleh varian baru Omicron. Juga diperkirakan jumlah sebenarnya dari infeksi harian bisa naik tiga kali lipat.

Lonjakan infeksi Covid-19 di masa mendatang dan kekhawatiran dapat memiliki 'konsekuensi parah' pada beberapa area akibat varian baru, yang kemungkinan akan menyebar lebih luas dan menimbulkan risiko global 'sangat tinggi', juga digarisbawahi WHO dalam penjelasan teknis kepada 194 negara anggotanya seperti dikutip dari CNBC International.

"Mengingat mutasi ini memiliki potensi mampu melawan sistem kekebalan yang terbentuk, ada kemungkinan potensi penyebaran omicron lebih lanjut di tingkat global," tulis WHO.

Baca Juga: Sambiloto Bisa Redakan Sesak dan Batuk Penderita Covid-19, Benarkah?

Gejala “tak biasa” yang disebabkan oleh varian Omicron

Menurut Dr. Angelique Coetzee, yang merupakan dokter pertama yang melaporkan adanya gejala dari varian baru Omicron, pasien yang terdeteksi memiliki virus varian baru ini, menunjukkan gejala yang tak biasa. Gejala yang ditunjukkan termasuk ringan, bahkan tanpa kehilangan rasa atau anosmia, yang mana merupakan gejala khas Covid-19. Karena itulah Beliau menyebut gejala yang muncul akibat varian Omicron “tidak langsung masuk di akal”.

Pasien yang datang juga banyak merupakan orang-orang muda dari berbagai latar belakang, termasuk anak-anak dengan denyut nadi sangat tinggi. Semua dengan gejala yang hampir sama, yaitu kelelahan hebat.

Varian Omicron sudah masuk Indonesia?

"Varian Omicron belum masuk ke Indonesia," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk penanganan Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi, Rabu (1/12/2021). Namun demikian, Beliau menyebutkan sudah ada 23 negara yang terinfeksi virus varian baru ini.

Sedangkan Menteri Kesehatan, Bapak Budi Gunadi, lewat Podcast 'BGS: Kapan Covid-19 Berakhir?' Rabu (1/12/2021) kemarin menjelaskan, bahwa Omicron sudah hampir pasti memiliki transmisi lebih cepat. Kemungkinan besar juga bisa mengelak dari imunitas vaksinasi yang ada sekarang. Kendati demikian, terkait tingkat keparahannya, Bapak Budi Gunadi menyebut ada kemungkinan varian Omicron hanya menimbulkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian delta.

Baca Juga: Wajib Baca! 7 Hal Penting Seputar Vaksinasi Covid-19

Pada dasarnya, varian apapun dari Covid-19, semaksimal mungkin harus kita hindari ya, Bun. Karena seperti diketahui, masih banyak sekali tanda tanya yang belum terjawab mengenai virus ini, bahkan oleh para ilmuwan yang sampai saat ini masih bekerja keras meneliti dan mempelajari seluk-beluknya. Jangan sampai kita menganggap remeh, ya. Bagaimanapun, kita tak pernah tahu bagaimana tubuh kita, maupun keluarga kita, merespon virus varian baru ini. Tetaplah menjalankan protokol kesehatan di manapun dan kapanpun ya, Bunda!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela