Try to be a rainbow in someone else’s cloud.
Maya Angelou

5 Karakter Kurang Baik yang Bisa Dimiliki Anak Akibat Gaya Asuh Orang Tuanya

author
Ruth Sinambela
Kamis, 15 Desember 2022 | 10:12 WIB
Hubungan dengan keluarga serta rasa mencintai dan dicintai akan membentuk karakter anak | Shutterstock

Sebagai orang tua, tentu sudah menjadi kewajiban Bunda dan Ayah untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri anak. Meski demikian, dapat dimengerti kalau dalam sebuah keluarga, setiap orang tua memiliki pola asuhnya sendiri-sendiri, tergantung dengan setiap kondisi yang dimiliki.

Akibatnya sering dijumpai pola asuh dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak “ramah anak” pada akhirnya dapat membuat si kecil tumbuh dan memiliki karakter yang kurang baik, Bun! 

Karena itulah ada baiknya Bunda mengetahui beberapa karakter berikut ini, serta bagaimana pola asuh yang dapat membentuknya menjadi demikian, agar Bunda dan Ayah bisa menghindarinya!

Baca Juga: Ini 4 Karakter Anak Hebat yang Sukses di Masa Depan

The Pleaser

Memiliki sikap yang kritis memang merupakan hal baik, namun kalau dibarengi dengan sikap yang over protective, gimana ya, Bun? Anak bukannya mencontoh sikap kritis Bunda dan Ayah, namun justru akan merasa tertekan, dan hanya melakukan sesuatu karena terpaksa saja. 

Nantinya, apabila terjadi terus-menerus, maka dapat membentuk karakter anak yang cenderung mengikuti kemauan orang lain, bahkan hingga ke titik dimana ia tidak lagi memikirkan kebahagiaannya sendiri.

Jangan sampai ya, Bun, si kecil kelak memiliki karakter seperti ini, karena tentu saja tidak baik untuk kesehatan mental dan masa depannya.

The good girl syndrome dapat mempengaruhi hidup anak hingga dewasa | Shutterstock

The victim

Karakter ini akan terlihat dari kebiasaan anak yang seringkali merasa rendah diri, merasa dirinya tak mampu dan tak pantas melakukan sesuatu, hingga terkadang merasa terlalu cemas dan sampai membahayakan dirinya sendiri.

Agar si kecil tidak sampai ke tahap yang mengkhawatirkan, yuk, mulai kurangi kebiasaan membentak, memukul, hingga mem-bully anak dengan kata-kata menyakitkan yang tidak seharusnya diterimanya di usia kanak-kanaknya ya, Bun.

Baca Juga: The Good Girl Syndrome yang Bisa Bikin Anak Tak Bahagia

The controller

Ketika orang tua kerap tidak peduli dengan kebutuhan-kebutuhan mendasar anak, yang salah satunya merupakan cinta, kasih sayang, atau perhatian, maka perasaan “diabaikan” akan perlahan muncul di dalam diri si kecil, Bun.

Ketika hal ini terjadi, maka anak cenderung memiliki karakter sebaliknya, yaitu “dominan”. Apabila tidak dapat dikontrol dengan baik, anak akan memiliki ketakutan yang teramat besar, hingga membuatnya bersikap mengontrol untuk menutupi hal tersebut.

The controller biasanya akan sulit bersosialisasi dengan selalu merasa aman tanpa perlu memiliki relasi yang baik dengan orang lain, atau sering kali disebut anti sosial, Bun.

Dengan memilih perkataan yang memotivasi, si kecil akan tumbuh menjadi anak yang menghargai proses | Shutterstock

The vacillator

Merasa tidak dicintai dan tidak dianggap penting oleh orang tuanya, membuat anak akan memiliki keinginan lebih untuk dicintai. Jeleknya, sikap atau karakter seperti ini cenderung memaksakan diri hingga membuat orang merasa tidak nyaman. Misalnya dengan berpura-pura, hingga memaksakan dirinya untuk dicintai dan diterima oleh orang lain dengan berbagai cara, yang biasanya kurang “etis”, Bun.

Inilah yang membuat betapa pentingnya kebutuhan cinta anak terpenuhi dari Bunda dan Ayah!

The avoider

Ketika orang tua mengajarkan, maupun memperlihatkan pada anak bahwa perasaan merupakan hal yang hanya akan membuatnya menjadi lemah, maka anak-anak akan tumbuh dengan karakter yang anti sosial, tidak percaya pada orang lain, dan sulit mencintai.

Anak-anak dengan karakter ini juga akan lebih sering menggunakan logika daripada perasaannya, yang Ketika tak digunakan di tempatnya, maka akan dapat menimbulkan masalah bagi si kecil sendiri, Bun.

Baca Juga: Membaca Karakter Anak Berdasarkan Shio

Meskipun kelihatannya tidak semua orang tua memahami hal ini, atau tidak semua anak juga akan benar-benar mengalami dampaknya, Bun. Namun dengan lebih memperhatikan kemampuan dan keinginan anak, juga harapan dan kesukaannya, maka berarti Bunda dan Ayah telah memberikan sebagian besar hak mereka sebagai manusia. Yaitu hak semua anak di dunia untuk mendapatkan cinta, dukungan, dan penghormatan.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela