Too much love never spoils children. Children become spoiled when we substitute presents for presence.
Anthony Withman

Bagaimana Ciri-Ciri, Cara Mencegah, juga Mengatasi Overstimulasi pada Bayi

author
Ruth Sinambela
Kamis, 19 Januari 2023 | 11:00 WIB
Kenali tanda-tanda overstimulasi agar bisa segera dihindari sebelum berdampak buruk. | Shutterstock

Bunda pasti pernah mengalami situasi dimana si kecil yang masih berusia di bawah 3 tahun tiba-tiba menjadi sulit tidur di malam hari atau lebih rewel dari biasanya, bahkan mengeluh sakit bagi yang sudah bisa berkomunikasi dengan baik.

Saat mengalami hal seperti ini, bisa jadi overstimulasi merupakan penyebabnya, Bun. Seringkali dialami anak-anak, overstimulasi memang sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi mood dan kebiasaan si kecil. Untuk itu, tentu Bunda harus bisa mencegah hal ini agar jangan sampai terjadi. Namun penting juga untuk mengenali ciri-cirinya, agar Bunda juga siap dan bisa menyikapinya dengan tepat.

Baca Juga: Pentingnya Nutrisi dan Stimulasi Bagi Tumbuh Kembang Anak

Mencegah overstimulasi pada anak

Bagi bayi atau anak-anak di bawah usia 3 tahun, stimulasi memang penting dalam tumbuh kembangnya, Bun. Namun harus disadari kalau stimulasi yang diperlukan pun harus sesuai dengan usia anak.

Stimulasi yang dibutuhkan bayi, seperti sentuhan, suara, aktivitas bermain, atau interaksi dengan orang lain haruslah cukup saja karena apabila berlebihan justru bisa membuat bayi kewalahan dan memberikan dampak negatif bagi si kecil.

Stimulasia yang baik dan cukup, baik dengan lagu, buku, dan mainan terbukti efektif untuk menstimulasi kemampuan bicara anak, Bun | Shutterstock

Untuk itu, perhatian Bunda sangat dibutuhkan dengan mengingat beberapa hal berikut ini demi mencegah overstimulasi pada si kecil:

  • Tidak menstimulasi bayi saat menjelang waktu tidur.
  • Tidak mengganggu atau menstimulasi bayi saat sedang tidur.
  • Hindari memberikan mainan yang bersuara nyaring/keras atau memiliki lampu-lampu yang terlalu terang.
  • Pastikan kalau waktu stimulasi dan waktu si kecil beristirahat tidak terlalu dekat ya, Bun!
  • Hentikan stimulasi apabila si kecil mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, bosan, atau kewalahan.
  • Kenali batas ketahanan stimulasi si kecil, dan jangan sampai Bunda maupun orang lain melewati batas tersebut.

Baca Juga: Cara Menstimulasi Kemampuan Berbicara si Kecil agar Tidak “Terlambat”

Ciri-ciri bayi mengalami overstimulasi

Tidak sulit mengetahui kalau si kecil mengalami overstimulasi, Bun. Biasanya akan mirip dengan tanda yang si kecil perlihatkan saat mengantuk atau kelelahan. Hanya saja efek dari overstimulasi biasanya justru membuat si kecil jadi lebih sulit tidur atau beristirahat karena overwhelming atau melebihi batas yang dimilikinya. Ini ciri-cirinya, Bun:

  • Lebih rewel dari biasanya.
  • Mudah menangis dan sulit ditenangkan.
  • Suara tangisannya lebih kencang dari biasanya.
  • Memalingkan wajah atau menghindari tatapan Bunda saat diajak bicara atau bercanda.
  • Menghentak-hentakkan kaki.
  • Mengepalkan tangan.

Mengajak Anak Beraktivitas Bersama Dapat Menstimulasi Kemampuan Berbahasanya, namun hati-hati jangan sampai anak mengalami overstimulasi ya, Ayah dan Bunda | Shutterstock

Menenangkan si kecil saat mengalami overstimulasi

  • Buatlah suasana yang sepi dan senyaman mungkin.
  • Jauhkan bayi dari suara atau banyak orang.
  • Bedong bayi apabila masih mau dibedong.
  • Gendong dan peluk si kecil.
  • Nyanyikan nyanyian lembut berulang.
  • Tenangkan diri Bunda dan si kecil juga akan merasa lebih tenang.

Baca Juga: Tips Memilih Jenis Gendongan Sesuai Usia Bayi

Overstimulasi pada bayi dapat terjadi karena berbagai hal, namun yang paling sering adalah ketika bayi mengalami hari dengan rutinitas yang lebih dari biasanya. Bisa karena perjalanan yang panjang hingga terlalu lelah, bertemu dengan banyak orang yang menyapa dan mengajaknya bermain, hingga karena terlalu sering digendong, Bun.

Dengan mengetahui bagaimana mencegah, ciri-ciri, serta bagaimana mengatasi overstimulasi pada bayi, semoga Bunda pun bisa memberikan yang terbaik untuk mereka saat hal tersebut terjadi, ya. Semangat!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi