If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Hati-Hati Fenomena Kidfluencer, Selalu Ingatkan Diri Sendiri untuk Jauh-Jauh dari Eksploitasi Anak ya, Bun!

author
Ruth Sinambela
Rabu, 18 Januari 2023 | 15:00 WIB
Penting untuk memperhatikan dan mengenal gerak-gerik anak sebelum Bunda mencoba membuat konten dengan m | Shutterstock

Sejak viral karena membawa anaknya yang masih berusia 5 bulan menggunakan jetski, youtuber Ria Ricis menjadi sasaran kritik warganet yang menyayangkan keputusannya tersebut. 

Mulai dari dianggap kurang bijaksana, hingga akhir-akhir ini nama Ria Ricis kembali mencuat karena tindakannya dianggap mengeksploitasi anak di bawah umur. Hal ini pula yang sekarang ini mengingatkan masyarakat pada istilah “kidfluencer”. 

Baca Juga: Content Creator, Profesi Menjanjikan yang Cocok untuk Bunda di Rumah

Pengertian kidfluencer

Kidfluencer merupakan istilah yang kini banyak digunakan untuk menyebut influencer namun yang masih anak-anak, atau bisa juga disebut influencer cilik, Bun.

Kidfluencer bisa dikatakan hampir sama halnya dengan artis cilik, yang pernah populer di tahun 90-an, yaitu anak-anak yang banyak tampil di televisi juga media sosial sehingga dikenal masyarakat luas.

Perbedaannya adalah, kalau dahulu di tahun 90-an artis cilik lebih banyak memperlihatkan bakatnya, misalnya menyanyi atau akting, kini kidfluencer memiliki beragam hal menarik yang dapat ditunjukan pada penonton. Mulai dari kehidupan sehari-hari, pengalaman traveling, unboxing mainan, hingga bakat dalam hal public speaking, memasak, menyanyi, menari, dan masih banyak lagi.

Ria Ricis mengajak bayi Moana yang masih berusia 5 bulan naik jetski | Insider/ youtube Ricis Official

Menjadi ladang rezeki

Tak dapat dipungkiri kalau kidfluencer dengan pengaruh yang besar terhadap jumlah pengikut juga penonton setianya, otomatis akan mendatangkan banyak pemasukan mulai dari endorsement, iklan, hingga adsense. Tentu hal ini menjadi sangat menarik bagi sebagian kalangan termasuk orang tua.

Meski demikian, tak sedikit orang tua yang kemudian menjadi “kurang bijaksana” dan rawan melakukan eksploitasi pada anak. Hal inilah yang dalam kasus Ria Ricis, membuat banyak kalangan menyayangkan perbuatannya membawa bayi berusia 5 bulan mengendarai jetski, karena jelas dapat membahayakan nyawa anak. Minimal Ria Ricis dianggap mengesampingkan risiko, meski sekecil apa pun, dari perbuatannya tersebut.

Baca Juga: Pekerjaan Lepas atau Bisnis Rumahan, Bunda Mau Coba yang Mana?

Popularitas menjadi ancaman bagi anak

Meski menjadi seorang kidfluencer jelas sangat menarik dari segi pendapatan, sebut saja penghasilan yang dimiliki Ryan, youtuber cilik dari akun Ryan Toys Kingdom, yaitu sebesar $22 juta atau sekitar 300 milyar rupiah, pada tahun 2018. Tidak dipungkiri ada sisi negatif yang juga dapat mengancam masa kecil mereka.

Hal ini disadari pula oleh banyak pemerhati anak. Bahwasanya terlalu sering berada di depan kamera dan dikenal banyak orang, berisiko membuat privacy dan masa kecil terganggu. Bayangkan saja kalau seorang anak usia dini diwajibkan untuk membuat konten setiap hari. Pasti akan ada titik jenuh yang bisa dirasakannya, Bun. Mungkin saja pada perjalanannya, anak hanya melakukan apa yang harus dia lakukan dan tidak lagi bersenang-senang.

Selain itu, popularitas bagi orang dewasa mungkin bisa menyenangkan, meskipun banyak juga yang malah merasa tertekan. Bagaimana dengan popularitas bagi anak-anak? Sama halnya, Bun. Ada anak-anak yang merasa senang karena terkenal, namun banyak juga yang justru merasakan ketidaknyamanan.

Ilustrasi membuat konten demi mendukung dan mengembangkan bakat anak | Shutterstock

Bagaimana sebaiknya orang tua bersikap

Kemudian apakah sebaiknya orang tua tidak mendorong atau mengizinkan anaknya menjadi seorang kidfluencer atau artis cilik? Jawabannya dikembalikan lagi pada masing-masing orang tua, Bun. 

Apakah keputusan tersebut sudah sesuai dengan kemauan anak, apakah anak masih bisa memiliki waktu berkualitas bersama teman-teman dan keluarga, apakah anak tidak merasa terpaksa, apakah waktu istirahatnya cukup, serta kebutuhan-kebutuhan baik mental maupun fisiknya dapat tetap terpenuhi dan tidak terabaikan.

Baca Juga:  4 Langkah Memaksimalkan Instagram Untuk Bisnis

Apabila Bunda dapat menjaga agar tumbuh kembang baik fisik maupun mental anak selalu menjadi yang paling utama, dan kebutuhan media sosial digunakan hanya demi mengembangkan bakat yang dimiliki anak, maka tidak masalah kalau Bunda mendorong atau mengajak anak untuk membuat konten.

Meski demikian teruslah ingatkan diri Bunda untuk selalu menjaga privacy, keamanan, juga memastikan kalau si kecil gembira dan senang melakukannya ya, Bunda dan Ayah.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi