I finally realized that being grateful to my body was key to giving more love to myself.
Oprah Winfrey

Waduuh, Si Kecil Hobi Memukul Mbaknya...

author
Hasto Prianggoro
Sabtu, 13 Juli 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Sering kan, kita lihat anak batita yang suka memukul atau menjambak rambut pengasuhnya? Nah, apa yang harus dilakukan orangtua?

 

Berdasar teori dari Albert Bandura, anak-anak memang suka meniru atau modeling. “Jadi, bisa jadi anak mukul Mbaknya itu cuma karena meniru. Celakanya, Mbaknya nggak berani ngingetin atau memberi tahu anak bahwa itu salah. Jadi, dibiarin saja dipukul, apalagi anak-anak usia ini kan, masih lucu-lucunya,” kata Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi., psikolog dari www.praktekpsikolog.com.

Padahal, lanjutnya, perilaku memukul atau menjambak rambut adalah perilaku yang salah. Sejak dini, anak-anak seharusnya sudah dilatih kedisiplinan, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.

Contoh, anak memegang mainan atau makanan lalu memasukkannya ke mulut. “Ini kan, tidak boleh dan harus dilarang. Kalau dibiarkan, bisa saja yang masuk ke mulut atau lubang hidung adalah benda-benda berbahaya,” kata Adib. “Cara melarangnya misalnya dengan menyingkirkan tangan yang memegang makanan dari mulut dan dialihkan ke perilaku yang tepat, misalnya ke piring,” terang Adib.

Contoh lain, anak suka mencoret-coret dinding. Sebaiknya alihkan perilakunya dengan memberinya kertas dan minta ia mencoret-coret di kertas itu. Dengan begitu, anak tidak akan mengulang perbuatan yang sama.

| SHUTTERSTOCK
“Intinya, alihkan ke perilaku yang adaptif,” tegas Adib. Perilaku adaptif adalah perilaku yang sesuai dengan yang dilakukan orang-orang pada umumnya. Sementara perilaku yang tidak adaptif adalah sebaliknya, yakni perilaku yang tidak baik dan tidak dilakukan olah orang-orang kebanyakan. Memukul, berteriak-teriak tanpa sebab adalah contoh perilaku yang tidak adaptif.  

Jika dibiarkan, ketika anak mulai bersekolah, bisa jadi ia akan hobi memukul temannya juga. Anak bisa semakin agresif ketika teman yang dipukul tidak berani membalas. Tetap,  bisa juga di sekolah ia bertemu teman yang lebih galak dan berani memukul balik. “Akibatnya, anak justru bisa jadi takut sama temannya, takut ke sekolah, dan akhirnya jadi anak penakut atau minder. Jadi jago kandang lah,” lanjut Adib. 

Orangtua sebaiknya melarang dan mengalihkan perilaku anak ke perilaku yang adaptif. Jelaskan ke anak misalnya dengan kalimat, “Adek, tangan itu buat menulis, bukan buat memukul..” Tak hanya orangtua, si Mbak juga harus diberitahu untuk melarang ketika anak memukul, lalu alihkan ke perilaku yang positif.

Baca juga: Waduh, Si Kecil Doyan Minum Kopi

“Yang tak kalah penting, orangtua harus menyeimbangkan antara kasih sayang dan aturan. Maksudnya, meskipun sayang ke anak, bukan berarti anak boleh berperilaku yang tidak baik,” kata Adib.

Anak harus diberitahu tentang aturan, harus mulai belajar disiplin. Anak juga harus tahu bahwa tidak semua keinginannya bisa dipenuhi. Dengan begitu, ketika tumbuh dewasa ia tidak menjadi pribadi pemberontak dan agresif, tetapi pribadi yang taat aturan dan mau mengedepankan komunikasi dalam menyelesaikan persoalan hidupnya di kemudian hari.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro