Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Kemenkes Minta Masyarakat untuk Stop Sementara Penggunaan Obat Sirop

author
Ruth Sinambela
Kamis, 20 Oktober 2022 | 11:29 WIB
Waspadai gagal ginjal akut misterius pada anak yang belum diketahui penyebabnya, Bun | Shutterstock

Kasus gangguan ginjal akut (GGA) di Indonesia makin bertambah, Bun. Hingga Selasa (18/10/2022) Kemenkes mencatat 206 kasus GGA tersebar di 20 provinsi, dimana 99 anak diantaranya meninggal dunia.

Menjadi sebuah pukulan berat bagi Indonesia, apalagi hingga saat ini penyebab GGA belum diketahui secara pasti karena masih diteliti serta diselidiki oleh Kemenkes dan IDAI.

Baca Juga: Memelihara Kesehatan Ginjal Anak agar Terhindar dari PGK

Imbauan Kemenkes

Terus bertambahnya kasus GGA pada anak di Indonesia membuat pemerintah melalui Kemenkes telah resmi mengeluarkan larangan kepada apotek maupun rumah sakit untuk menyetop penggunaan obat-obatan berbentuk sirop, hingga hasil investigasi serta penelitian mengenai penyebab GGA pada anak selesai dilakukan dan mendapatkan hasil.

Demikian pula kepada para orang tua maupun seluruh masyarakat yang mungkin memiliki stok obat-obatan sirop di rumah agar menghentikan sementara penggunaannya.

Langkah ini dianggap perlu dilakukan demi menjaga kemungkinan-kemungkinan faktor pemicu GGA agar tidak menyebabkan bertambahnya kasus di kemudian hari!

Beberapa kemungkinan penyebab GGA

Meski pada awalnya Kemenkes dan IDAI meragukan kalau penyebab GGA di Indonesia sama dengan yang terjadi di Gambia, yaitu karena kandungan berbahaya yang ditemukan pada 4 merek sirop paracetamol buatan India. Namun kini Kemenkes juga IDAI memutuskan untuk mengeluarkan pernyataan agar menghentikan penggunaan semua obat sirop, Bun.

Meskipun masih dalam penelitian, GGA yang terjadi di Indonesia dinilai mirip dengan yang terjadi di Gambia, karena itulah pemerintah memutuskan untuk mengambil langkah preventif atau pencegahan agar jangan sampai nantinya terlambat mengambil keputusan dan justru menambah korban, Bun.

Baca Juga: Anna Kendrick Kena Batu Ginjal, Ini Gejalanya

Bagaimana pun, adanya 99 korban meninggal karena GGA di Indonesia tentu menjadi pukulan bagi pemerintah khususnya, juga seluruh masyarakat Indonesia.

Yang juga perlu Bunda ketahui bahwa kecurigaan pemerintah mengenai penyebab GGA bukan hanya pada obat sirop, Bun. Namun juga beberapa kemungkinan lain yang juga masih diteliti, yaitu:

  • Long Covid-19 pada anak
  • MIS-C atau multisystem inflammatory syndrome in children akibat komplikasi Covid-19 pada anak
  • Infeksi bakteri
  • Infeksi virus

Untuk sementara stop penggunaan obat sirop pada anak ya, Bun! | Shutterstock

GGA paling banyak dialami oleh balita, ini gejalanya!

Ditemukan pada anak-anak berusia 6 bulan hingga 18 tahun, GGA paling banyak diderita oleh balita. Berikut ini gejala yang ditemui pada pasien GGA, dan harus Bunda waspadai:

Gejala awal:

  • ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) 18,4%
  • Infeksi saluran cerna 44,1%
  • Demam 30,3%

Gejala lanjutan

Biasanya terlihat di hari ketiga sampai kelima, gejala ini juga merupakan gejala pada Acute kidney Injury (AKI):

  • Oliguria (penurunan urine) 24,3 persen
  • Anuria (tidak ada urine) 69,1 persen

Baca Juga: Balita Susah Minum Air Putih, Bunda Bisa Coba Trik Ini

Segera periksakan si kecil ke Rumah Sakit apabila Bunda menyadari kalau produksi urin maupun aktivitas berkemih si kecil berkurang atau lebih sedikit dari biasanya ya, Bun! Penanganan yang tepat dan cepat sangat diperlukan agar bisa membantu atau mencegah buah hati Bunda dari cuci darah permanen hingga kematian.

Meski mengkhawatirkan, pemerintah melalui Kemenkes meminta agar masyarakat tetap tenang dan selalu waspada, khususnya dalam memperhatikan kebersihan lingkungan, mencukupi konsumsi air putih si kecil, juga cepat tanggap apabila menemukan gejala GGA misterius pada anak. Hal ini dinilai menjadi sangat penting untuk mencegah penambahan kasus GGA pada anak di Indonesia!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi