Too much love never spoils children. Children become spoiled when we substitute presents for presence.
Anthony Withman

Chiki Ngebul Sebabkan Keracunan pada 28 Anak di Tasik dan Bekasi, Orang Tua Diminta Lebih Mengawasi Jajanan Anak

author
Ruth Sinambela
Senin, 9 Januari 2023 | 17:00 WIB
Jajanan chiki ngebul atau ice smoke | ChatNews

Tercatat sebanyak 28 anak di Jawa Barat, yaitu 24 anak di Tasikmalaya dan 4 anak di Bekasi, menjadi korban keracunan makanan “chiki ngebul” atau “ice smoke”. Jenis makanan atau jajanan yang diketahui mengandung nitrogen cair ini memang sudah beberapa lama eksis di masyarakat. Bahkan, jajanan yang merupakan chiki warna-warni dengan tampilan menarik dan berasap ini telah beberapa lama menjadi favorit di kalangan anak-anak.

Tentu saja fenomena ini sudah beberapa kali dibahas oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga para ahli yang melihat kalau jenis makanan ini berbahaya. Meski sayangnya tidak ada pencegahan, pelarangan atau pengawasan untuk pedagang chiki ngebul tersebut, Bun. Kurangnya edukasi kepada masyarakat juga disinyalir menjadi alasan mengapa masih banyak anak-anak yang membeli dan mengonsumsinya.

Baca Juga: Anak Keracunan Makanan, Kapan Harus ke Dokter?

Ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB)

Seperti kita ketahui, nitrogen cair yang menjadi bahan utama dan membuat chiki ngebul nampak berasap merupakan bahan kimia yang tidak boleh dikonsumsi. Bagaimana jadinya kalau bahan kimia tersebut kemudian dikonsumsi khususnya oleh anak-anak? 

Tentu akan memberi pengaruh baik kecil maupun besar bagi tubuh anak, Bun. Terbukti dengan munculnya kejadian luar biasa (KLB) yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat menyusul keracunan yang dialami oleh 28 anak di Tasikmalaya dan Bekasi setelah mengonsumsi jajanan ini.

Ilustrasi anak keracunan makanan | Shutterstock

Seperti dilansir dari Kompas.com, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi akhirnya menerbitkan Surat Edaran Nomor: KS.02.02.00714/DINKES/2022 tentang Pelaporan Kasus Kedaruratan Medis dalam Penggunaan Nitrogen Cair pada Makanan, sebagai tindak lanjut dari instruksi Kementerian Kesehatan yang dikeluarkan pada tanggal 3 Januari 2023, perihal Kedaruratan Medis dalam Penggunaan Nitrogen Cair pada Makanan. 

Hal ini seperti disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Bekasi, Alamsyah, pada Minggu (8/1/2023) merupakan langkah yang diambil untuk segera melakukan evakuasi dan pemantauan, baik bagi korban keracunan maupun sebagai antisipasi agar tidak ada lagi korban-korban lainnya.

Baca Juga:  6 Kebiasaan Ini Bisa Jadi Penyumbang Racun Bagi Tubuh Kita

Imbauan untuk melaporkan kasus serupa

Sehubungan dengan banyaknya anak-anak yang menjadi korban keracunan chiki ngebul, Dinkes Kabupaten Bekasi mengimbau agar orang tua lebih hati-hati dalam memilihkan jajanan atau camilan yang akan dikonsumsi buah hatinya, Bun. 

Selain itu, apabila ada temuan kasus serupa di masyarakat, maka siapa pun dapat melapor ke seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi, atau ke kontak Tim Surveilans Dinkes Kabupaten Bekasi di nomor 085817417568 (Andi Suhandi) atau Tim Kerja Pelayanan Rujukan Lain Dinkes Kabupaten Bekasi di nomor 0821116888973 (Ece Sucipto), kapan pun dan di mana pun.

Chiki ngebul sangat menarik untuk anak-anak, namun berbahaya | Airriu Eduventure

Ciri-ciri keracunan chiki ngebul

Berikut ini ciri-ciri atau tanda yang dapat ditemukan pada anak apabila mengalami keracunan chiki ngebul. Hal ini sangat penting untu diketahui oleh seluruh masyarakat khususnya orang tua, agar bisa sesegera mungkin membawa putra-putrinya ke pusat kesehatan masyarakat atau Rumah Sakit terdekat:

  • Mual-mual 
  • Muntah 
  • Perut sebah atau begah 
  • Perut tiba-tiba terasa nyeri atau sakit 
  • Perut membesar

Baca Juga: Ganti Camilan Si Kecil dengan 5 Camilan Penambah Imunitas Ini!

Banyaknya kasus keracunan chiki ngebul yang dialami oleh anak berusia 4-13 tahun ini tentu menjadi pengingat bagi orang tua ya, Bunda. Untuk selalu terlibat dan mengawasi makanan atau jajanan yang dikonsumsi anak, selain juga terus mengedukasi anak dan diri sendiri untuk mewaspadai makanan-makanan yang kelihatannya mencurigakan.

Tentu Bunda tak mau bukan sampai si kecil sampai mengalami keracunan, apalagi seperti kasus yang tengah terjadi, dimana yang terparah, seorang anak sampai mengalami perforasi atau lubang di saluran cerna hingga membutuhkan operasi. Yuk, lebih bijaksana lagi dalam memberikan camilan atau jajanan untuk anak, serta terus mengawasi jajanan atau makanan yang dikonsumsi buah hatinya ya, Bunda-Bunda hebat.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi