Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

5 Kebiasaan "Aneh" Balita Ini Ternyata Cukup Normal, Bun!

author
Ruth Sinambela
Selasa, 23 Mei 2023 | 15:00 WIB
Kebiasaan bayi mengupil dapat diperbaiki, Bun | Shutterstock

Saat mengasuh, mengawasi, atau menemani si kecil bermain, seringkali orang tua dikagetkan dengan berbagai kebiasaan atau perilaku “aneh” yang dilakukan anak. Apabila kurang memiliki pemahaman mengenai hal tersebut, sayangnya, tak jarang orang tua yang mudah marah dan kurang bisa mengikuti perkembangan anak dengan meresponnya secara tepat.

Apa saja sih sikap yang seringkali dianggap “aneh” atau cukup mengganggu ini, dan bagaimana sebaiknya orang tua merespon perbuatan atau kebiasaan anak ini? Yuk belajar sama-sama, Bun.

Baca Juga: Ini Fakta Menarik Tentang Kebiasaan Bayi Menghisap Jempol

Memasukkan semua benda ke mulut

Sering terjadi pada ibu baru, melihat buah hatinya memasukkan semua benda yang ada di tangannya ke dalam mulut, membuat Bunda marah atau melarangnya dengan keras bahkan sampai menangis. Padahal, kebiasaan bayi ini sesungguhnya merupakan bagian dari fase oral yang dilakukannya sebagai bentuk eksplorasi.

Yang perlu Bunda lakukan adalah memastikan agar mainan atau benda yang si kecil pegang sudah bersih dan aman apabila menyentuh mulut atau masuk ke dalam mulut, Bun. Selain itu Bunda juga harus selalu bersamanya dan menemani juga mengawasinya saat bermain, agar Bunda bisa mencegah si kecil memasukkan benda atau apa pun yang berbahaya ke dalam mulutnya, sekaligus menjelaskan kalau apa yang ia lakukan sebaiknya tidak dilakukan serta jelaskan pula alasannya.

Rasa gatal pada gusi membuat bayi sering menggigit jarinya saat akan tumbuh gigi. | SHUTTERSTOCK

Memegang alat kelamin

Kebiasaan yang lebih sering ditemukan pada anak laki-laki ini sesungguhnya juga merupakan bagian dari fase phalic si kecil, Bun. Hal ini normal dilakukan saat anak berusia 3-6 tahun.

Apabila Bunda melihat si kecil melakukannya, maka Bunda bisa merespon dengan mengatakan kalau hal tersebut tidak boleh dilakukan. Sertakan alasan yang masuk akal dan mudah dimengerti anak, misalnya tangan adik/kakak kotor dan menyentuh alat kelamin dengan tangan kotor bisa menyebabkan penyakit. 

Baca Juga: Kebiasaan Orangtua Yang Bisa Berdampak Buruk Pada Anak

Gunakanlah bahasa singkat dan jelas ya, Bun. Bunda juga bisa sekaligus mengenalkan alat kelamin pada si kecil. Apa fungsinya, bagaimana menjaga kebersihannya, serta alasan-alasan lain mengapa alat kelaminnya tak boleh dipegang.

Mengupil

Kebiasaan mengupil sangat wajar, Bun. Bahkan orang dewasa saja masih banyak yang suka mengupil. Untuk meresponnya Bunda dapat bicara dengan tenang dan mengajarkan si kecil untuk membersihkan rongga hidungnya saat mandi. 

Ingatkan pula agar anak mau selalu menjaga kebersihan tangan serta lingkungan. Salah satu caranya dengan membiasakan anak untuk rajin mencuci tangan dan membuang sampah atau kotoran ke tempat sampah.

Memainkan kotoran di dalam popok

Saat melihat si kecil melakukannya, jangan langsung berteriak histeris, Bun. Bunda harus tahu kalau tingkah laku ini ternyata normal dilakukan oleh bayi karena rasa ingin tahu dan penasaran yang tinggi, atau semata-mata karena ketidaknyamanan yang ia rasakan.

Karena itu, Bunda wajib memastikan agar popok si kecil terpasang erat dan ia tak bisa merogoh ke dalam! Selain itu, rutinlah mengecek apakah si kecil buang air besar atau tidak, dan segeralah bersihkan kotorannya dan jangan sampai menunda-nunda.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Buruk Orang Tua Yang Bisa Ditiru Anak

Memukul kepala

Kebiasaan atau sikap ini biasanya dilakukan oleh si kecil yang merasakan over-stimulasi. Untuk itu Bunda dapat menenangkan si kecil dengan memeluk, menggendong, atau menyusuinya. 

Segera setelah ia tenang, jelaskan pada si kecil kalau hal tersebut tidak boleh dilakukan karena akan menyakiti kepalanya. Bunda juga bisa mengajak anak istirahat di dalam kamar yang nyaman, sepi, dan jauh dari stimulasi apa pun.

Apabila kebiasaan ini lebih sering dilakukan oleh anak maka Bunda bisa berkonsultasi pada dokter untuk melihat adanya kemungkinan diagnosis lain yang menyebabkan si kecil suka memukul-mukul kepalanya ya, Bunda.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi