Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Kasus DBD Melonjak Tiga Kali Lipat, Awasi Gejala “Baru” DBD yuk, Bun!

author
Ratih Sukma Pertiwi
Selasa, 2 April 2024 | 15:54 WIB
Demam tinggi dan mendadak menjadi salah satu gejala khas DBD. | Shutterstock

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sudah termasuk endemis dan dapat ditemui sepanjang tahun, namun memasuki musim pancaroba dan penghujan biasanya angka kejadian DBD meningkat. Jika terlambat ditangani, DBD dapat berakibat fatal bahkan kematian. Apa saja gejala khas dan gejala “baru” pada penyakit ini?

Berdasarkan data terbaru Kementerian Kesehatan, hingga Maret 2024 kasus DBD di Indonesia mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Angka tersebut meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan jumlah kasus pada periode yang sama di tahun 2023.

Begitu mengkhawatirkannya angka kejadian penyakit DBD di Indonesia, hingga Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, berulang kali menegaskan pada masyarakat untuk melakukan tindakan preventif, seperti rutin membersihkan rumah, menguras genangan air, dan melakukan rapid test di fasilitas kesehatan jika mendapati warga bergejala. Pemerintah RI juga melakukan upaya penanggulangan DBD, misalnya dengan menyiapkan larvasida untuk mematikan jentik dan insektisida untuk fogging.

Dikutip dari website Kemenkes RI pada Senin (2/4), dari sistem pemantauan penyakit tercatat kasus DBD terbanyak berada di Kota Bandung (1.741 kasus), disusul Kota Kendari (1.195 kasus), Bandung Barat (1.143 kasus), Kota Bogor (939 kasus), dan Subang (909 kasus). Sementara kematian akibat DBD tertinggi berada di Jepara (17 kematian), Subang (15 kematian), Kabupaten Bandung (14 kematian), Kendal (13 kematian), dan Bogor (12 kematian).

Baca juga: Waspada! Demam Berdarah Bisa Mengancam Nyawa

Gejala Khas

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina. Virus dengue menyebabkan kebocoran pembuluh darah dan menurunkan jumlah trombosit. Jika tidak segera ditangani maka berakibat pada perdarahan yang semakin parah, dehidrasi, syok hingga kematian.

Umumnya gejala DBD berlangsung seminggu. Beberapa gejala khas diperlihatkan oleh penyakit ini:

1.Demam tinggi.

2.Sakit kepala berkepanjangan hingga terasa ke belakang mata.

3.Nyeri hebat pada otot dan sendi.

4.Ruam atau bintik kemerahan di kulit wajah, lengan, leher, dada atau punggung atas.

5.Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah.

6.Perdarahan seperti mimisan dan gusi berdarah.

Baca juga: Merawat Penderita DBD Di Rumah

Lindungi si Kecil dari gigitan nyamuk aedes aegypti. | Shutterstock

Gejala “Baru”

Seiring waktu, penyakit DBD kini memperlihatkan gejala “baru” yang sedikit berbeda. Direktur RSUD Bandung Kiwari, dr. Yorisa Sativa, menuturkan pada detik.com bahwa berdasarkan kasus-kasus yang ada di Kota Bandung, ciri khas penyakit DBD berupa timbul bintik merah sudah sangat jarang terlihat. Bahkan ada pasien DBD yang sampai meninggal tidak memperlihatkan bintik merah.

Selain itu, terdapat demam tinggi mendadak yang harus diperhatikan sejak hari pertama. Yorisa menyarankan, jika demam tinggi sudah berlangsung dua hari sebaiknya periksakan ke dokter.

Gejala demam tinggi pada penyakit DBD ini dapat berkisar sekitar > 39° Celsius yang tidak turun bahkan segera naik lagi meski sudah dilakukan kompres, mencukupi cairan, dan mengonsumsi obat penurun demam seperti parasetamol.  

Baca juga: Bener Nggak sih, Angkak Bisa Menyembuhkan DBD? Ini Kata Ahli!

Jika Ditemukan Gejala

Jika si Kecil memperlihatkan gejala DBD, lakukanlah langkah-langkah berikut ini:

1.Berikan cukup cairan pada anak agar tidak dehidrasi. Bisa berupa air putih, air kelapa, susu, jus buah murni, larutan oralit, atau air kaldu. Hindari memberikan minuman tinggi gula/soda karena bisa menarik cairan keluar dari tubuh.

2.Perbanyak makanan yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, misalnya yang kaya vitamin C seperti jambu merah, kurma, kiwi, delima.

3.Pastikan anak beristirahat dengan cukup sambil terus diawasi.

4.Kompres bagian dahi dan lipatan tubuh anak dengan air bersuhu normal. Jika anak tetap terlihat tidak nyaman, berikan obat penurun panas sesuai dosis.

5.Jika anak tidak mau minum, tubuh dingin dan lemas, tidak buang air kecil dalam 6 jam, sesak napas, kejang, atau mengalami perdarahan, segera bawa ke dokter.

 

 

Sumber:

https://kidshealth.org/en/parents/dengue.html

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17753-dengue-fever

https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/8koP3drK-kasus-dbd-meningkat-3-kali-lipat-hingga-maret-2024

https://www.kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/waspada-kenaikan-kasus-dbd-belum-mencapai-puncak

https://www.detik.com/jabar/berita/d-7260100/bukan-bintik-merah-lagi-ini-gejala-dbd-yang-harus-diketahui

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi