For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

Mengapa Makin Banyak Orang Memilih Childfree? Survei Baru Ini Mengungkap Alasan Sebenarnya!

author
Dini Adica
Senin, 19 Mei 2025 | 11:13 WIB
Ilustrasi: Alasan mengapa banyak pasangan memilih untuk tidak punya anak ternyata dipengaruhi hubungan mereka dengan orang tua di masa kecil. | SHUTTERSTOCK/VASYL HUBAR

Influencer Gita Savitri sempat membuat heboh beberapa waktu lalu atas pilihan dia dan suaminya, Paul Partohap, untuk tidak punya anak alias childfree. Ternyata, Gita bukan satu-satunya selebriti yang memilih untuk childfree. Sejumlah artis, seperti Ariel Tatum, Rina Nose, Cinta Laura, hingga Chef Juna, juga membuat pilihan yang sama dengan berbagai pertimbangan.

"Untuk saat ini, menurut aku belum ada alasan yang pas dan juga situasi dan kondisi hidup aku dan diri aku enggak ideal aja buat punya anak," ujar Ariel Tatum, seperti dikutip Suara.com.

Sedangkan Cinta Laura menilai dunia sudah mengalami over populasi. "Kenapa aku harus melahirkan satu manusia lagi kalau aku bisa mengadopsi anak yang sekarang nggak punya siapa pun yang menjaga mereka atau menyayangi mereka? Banyak anak-anak di luar sana yang terlantar. I need to help them," katanya.

Baca juga: Anak-anak di Bawah 13 Tahun Sekarang Boleh Pakai Gemini AI, Asal....

Apapun yang menjadi bahan pertimbangan untuk tidak punya anak, sepertinya kita perlu menghargai keputusan setiap orang. Apalagi sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin menjelaskan mengapa sebagian orang memilih untuk tidak memiliki anak.

Pilihan itu ternyata bukan cuma dipengaruhi gaya hidup atau kondisi finansial. Riset yang melibatkan lebih dari 18.000 orang dari seluruh dunia tersebut mengatakan, keputusan menjadi childfree kemungkinan dipengaruhi oleh hubungan kita waktu kecil, terutama sama orang tua.

Orang yang Jauh secara Emosional dari Orang Tuanya

Menurut Sara Glass, mahasiswa PhD dari University of Illinois yang jadi penulis utama riset ini, orang-orang yang merasa “jauh” atau avoidant sama orang tuanya, kemungkinannya untuk tidak mau punya anak lebih besar.

“Orang yang lebih menghindari kedekatan emosional dalam hubungan, terutama dengan orang tua, cenderung lebih memilih untuk hidup tanpa anak,” kata Glass.

Sementara itu, orang yang justru punya anxious attachment —yang cemas ditinggal atau butuh banyak validasi dalam hubungan— kemungkinannya lebih kecil untuk tidak menjadi orang tua. Dengan kata lain, mereka lebih mungkin untuk tetap ingin punya anak.

Alasan Childfree tergantung Gaya Hubungan

Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan gaya keterikatan yang berbeda mengungkapkan alasan yang berbeda untuk memilih untuk tidak punya anak, dari masalah kesehatan mental hingga keinginan untuk kebebasan pribadi.

Baca juga: Kenapa Banyak Orang Tua Sudah Jarang Membacakan Cerita untuk Anak Lagi?

Orang-orang yang childfree diberi pilihan 18 alasan mengapa mereka tidak mau punya anak, baik anak kandung, adopsi, atau lainnya. Hasilnya? Dua dari tiga orang menjawab: ingin punya kebebasan pribadi.

“Sebagian besar bilang mereka ingin mempertahankan kebebasan mereka, dan punya anak itu tidak cocok dengan gaya hidup atau tujuan hidup mereka,” jelas Glass ke PsyPost.

Ada juga yang menyebut alasan seperti kondisi dunia yang makin tidak menentu, faktor keuangan, ingin fokus ke karier, menjaga kesehatan mental, bahkan karena memang tidak suka anak-anak (atau cuma tahan kalau ketemu sebentar saja).

Menariknya, alasan-alasan ini juga nyambung ke gaya hubungan mereka. Yang cenderung anxious, misalnya, lebih sering bilang mereka takut soal kesehatan mental atau khawatir tentang masa depan. Sementara yang avoidant, lebih sering menjawab “Saya ingin bebas” atau “Saya tidak ingin kehilangan identitas diri”.

Yang lebih menarik, para peneliti membedakan antara hubungan responden dengan pasangan, teman dekat, dan orang tua. Hasilnya? Justru hubungan dengan orang tua yang paling kuat kaitannya dengan keputusan untuk tidak mau punya anak.

“Hubungan dengan orang tua lebih kuat pengaruhnya dibanding hubungan dengan pasangan romantis dalam memprediksi siapa yang memutuskan untuk nggak punya anak,” tambah Glass.

Baca juga: Orang yang Merasa Bebersih Rumah Itu Satisfying Banget, Ternyata Punya Sifat Ini

Bukan Berarti Hubungan Sebab-Akibat

Tentu aja, riset ini tidak serta-merta menyatakan bahwa jika kita jauh dari orang tua, kita pasti bakal childfree. Glass sendiri bilang, bisa saja menjadi childfree bikin hubungan kita dengan orang tua yang berharap punya cucu menjadi renggang. Atau mungkin ada faktor lain yang belum diteliti.

“Kita belum bisa bilang apakah hubungan yang jauh itu penyebabnya, atau justru akibat dari pilihan hidup tanpa anak,” kata Glass.

Intinya, keputusan untuk tidak punya anak ternyata bisa jadi lebih dalam dari sekadar alasan praktis. Bisa jadi, itu cerminan dari pengalaman emosional sejak kecil dan cara kita membangun hubungan dengan orang-orang terdekat.

Jadi, kalau suatu saat teman Bunda bilang, “Aku tidak mau punya anak,” mungkin bukan karena mereka egois atau aneh. Bisa jadi, itu adalah keputusan sadar yang berakar dari perjalanan hidup yang panjang.

Sumber: Psypost.org, National Library of Medicine, Suara.com

Penulis Dini Adica
Editor Dini Adica