For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

Kopi Ternyata Sudah Lama Jadi Bahan Antiaging dalam Produk Skincare

author
Dini Adica
Senin, 28 Juli 2025 | 16:34 WIB
Kopi bisa menjadi bahan antiaging dalam produk-produk skincare. | SHUTTERSTOCK/ME Image

Beberapa waktu lalu beredar postingan bergambar penyanyi yang juga dokter spesialis bedah plastik, dr. Tompi, yang mengatakan bahwa kopi adalah bahan antiaging alami.

Fakta Sebenarnya, Kamu Ga Dikasih Tahu Hal Ini, Kalau Kopi Itu Bahan Anti Aging Alami Yang Dipakai Brand Mahal Yang Harganya Jutaan Rupiah, Karena Kafein dan Polifenol Yang Tinggi Bantu Cegah Penuaan," begitu caption pada postingan di akun Instagram tersebut.

Namun beberapa lama kemudian, muncul video dr. Tompi yang mengaku bahwa ia tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

Baca juga: Dipaksa Berhubungan Seksual oleh Suami? Waspada Marital Rape!

Terlepas dari apakah dr. Tompi memang tidak pernah berpendapat demikian, informasi tersebut cukup menarik buat disimak. Yaitu, bahwa kopi -atau tepatnya kafein- sudah lama digunakan sebagai bahan antiaging dalam produk skincare.

Banyak selebritas dan influencer di TikTok yang mengklaim kalau produk skincare berkafein bisa jadi solusi cepat dan terjangkau untuk wajah lelah. Benarkah kafein ampuh untuk perawatan kulit?

Fungsi Kafein dalam Skincare

Menurut Dr. Jeffrey Hsu, dokter spesialis kulit dan co-director Oak Dermatology di Chicago, kafein dalam skincare punya mekanisme yang cukup masuk akal.

“Kafein bersifat vasokonstriktor, artinya dia bisa mengecilkan pembuluh darah. Itu sebabnya kulit terlihat lebih cerah dan kencang setelah pemakaian,” jelasnya.

Karena sifat inilah, kafein sering digunakan dalam produk antiaging, terutama untuk area mata yang rentan bengkak dan muncul lingkar hitam. Kalau diformulasikan dengan benar dan dalam dosis yang cukup, kafein memang bisa membantu mengurangi kantung mata dan membuat wajah terlihat lebih segar.

Lebih lanjut, studi yang dipublikasikan di International Journal of Cosmetic Science (Agustus 2020) menunjukkan bahwa molekul kafein cukup kecil untuk menembus lapisan atas kulit dan bekerja di dalam jaringan kulit.

Baca juga: Si Kecil Tiba-Tiba jadi Drama Queen? Yuk, Kenali Sisi Emosionalnya!

Namun, Dr. Hsu mengingatkan bahwa tidak semua produk berkafein memberikan efek nyata.

“Supaya efektif, produk harus mengandung konsentrasi kafein yang tinggi dan stabil,” katanya. Ia juga merekomendasikan penggunaan produk skincare medis (medical-grade), karena sudah teruji secara klinis dan transparan dalam hal kandungannya.

Manfaat Kafein untuk Kulit

Dr. Ife Rodney, pendiri Eternal Dermatology and Aesthetics di Maryland, menjelaskan bahwa kafein bekerja cepat karena memperbaiki sirkulasi darah di kulit. Selain itu, kafein juga punya efek antioksidan dan antiinflamasi.

"Studi menunjukkan kafein bermanfaat jika dioleskan setelah terpapar sinar UVA dan UVB," kata Dr. Rodney. "Kamu akan langsung merasakan manfaatnya, yaitu mengencangkan kulit dan melindungi dari stres oksidatif, tetapi efeknya dapat berkurang seiring waktu."

Oleh karena itu, Dr. Rodney menyarankan agar kafein dikombinasikan dengan bahan aktif lain seperti vitamin C, aloe vera, tea tree oil, atau jojoba oil agar hasilnya lebih maksimal.

Sementara itu, ada bukti lain yang disimpulkan dalam studi “Skin Photoprotection And Consumption Of Coffee And Polyphenols In Healthy Middle-Aged Japanese Females” yang dimuat di jurnal National Library of Medicine (2015).

Baca juga: Si Kecil Tiba-Tiba jadi Drama Queen? Yuk, Kenali Sisi Emosionalnya!

Konsumsi kopi dan polifenol memiliki hubungan signifikan dengan kondisi kulit, khususnya dalam hal pengurangan bintik pigmen akibat photoaging (paparan sinar UV). Semakin tinggi konsumsi kopi dan polifenol, semakin rendah skor bintik pigmen pada wajah, yang merupakan salah satu tanda penuaan pada kulit.

 

Kekurangan Kafein untuk Perawatan Kulit

Seperti kopi yang hanya memberikan dorongan energi sementara, efek kafein pada kulit juga bersifat temporer. “Kafein tidak akan menyembuhkan kerutan atau kantung mata secara permanen,” tegas Dr. Rodney.

Ia menyarankan agar kafein digunakan sebagai bagian dari rutinitas skincare yang lebih menyeluruh, dengan pembersih wajah, serum vitamin C, pelembap dengan ceramide, dan tentu saja, tabir surya.

Bagi pemilik kulit sensitif, kafein dalam skincare juga bisa menimbulkan iritasi atau kemerahan. Oleh karena itu, Dr. Hsu menyarankan uji coba produk terlebih dahulu. “Coba oleskan sedikit di belakang telinga atau rahang dan lihat reaksinya,” ujarnya.

Bagaimana dengan Ampas Kopi?

Perlu kamu ketahui, ampas kopi tidak seampuh ekstrak kopi yang langsung dijadikan bahan aktif dalam skincare.

Buat yang suka DIY, ampas kopi dari sisa seduhan pagi hari bisa dimanfaatkan sebagai scrub alami. Cara ini tetap bisa membantu mengangkat sel kulit mati, melembutkan kulit, dan mengencangkan tampilan kulit secara sementara, khususnya di area kasar seperti siku, tumit, dan lutut.

Baca juga: Sering Digendong Bikin Bayi Manja dan Bau Tangan? Yuk, Cari Tahu Faktanya!

Meski begitu, jangan terlalu berharap lebih. “Scrub kopi, seefektif apa pun, tidak akan menyembuhkan jerawat,” tegas Dr. Rodney.

Masalah jerawat biasanya berasal dari dalam pori-pori, bukan di permukaan kulit, sehingga butuh produk yang bisa menembus ke dalam pori, seperti asam salisilat atau perawatan medis.

Kafein dalam skincare memang punya manfaat nyata, terutama untuk efek cepat seperti mengurangi bengkak dan mencerahkan wajah. Tetapi, kafein tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya andalan.

Kombinasikan dengan bahan lain dan gunakan produk yang teruji secara klinis agar hasilnya optimal. Dan, jangan lupa sunscreen!

Sumber: Everyday Health, Verywell Health, National Library of Medicine

Penulis Dini Adica
Editor Dini Adica