
Istilah bau tangan masih sering dilontarkan kepada orang tua yang terlalu sering menggendong bayi. Banyak yang percaya bahwa bayi yang terlalu sering digendong akan menjadi manja dan sulit pisah dari ibunya.
Sebutan ini kerap datang dari lingkungan sekitar, bahkan keluarga sendiri. Niat awal ingin memberikan kedekatan dan rasa aman untuk anak, justru sering dianggap berlebihan. Padahal, setiap bayi punya kebutuhan emosional yang berbeda, dan menggendong bisa jadi salah satu cara paling alami untuk memenuhinya.
Selain itu, banyak orang tua baru yang merasa bingung antara mengikuti naluri atau komentar orang lain. Akhirnya, mereka jadi ragu ketika ingin merespons tangisan anak dengan dekapan.
Di sinilah pentingnya edukasi berbasis data, supaya keputusan orang tua nggak lagi dibayangi rasa bersalah atau tekanan sosial.
Baca juga: Di Balik Gentle Parenting, Ada Lelah yang Tak Pernah Terbanding
Mitos ini bahkan masih sering beredar di media sosial seperti Instagram, di mana beberapa akun parenting masih membahas apakah hal ini benar terjadi atau hanya sekedar mitos. Sejumlah dokter anak dan pakar tumbuh kembang menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak didukung oleh fakta medis.
Pandangan serupa juga disuarakan oleh komunitas internasional Babywearing Australia, yang menyebut bahwa menggendong bayi justru mendukung rasa aman, membangun kelekatan emosional, serta kemandirian anak di kemudian hari.
Jadi, sudah saatnya orang tua mendapat informasi yang benar soal manfaat menggendong bayi, tanpa dibayangi rasa takut akan istilah ini.
Asal-usul Istilah Bau Tangan
Istilah bau tangan muncul dari anggapan bahwa bayi yang terlalu sering digendong akan menjadi manja dan sulit berpisah dari orang tuanya. Padahal, keinginan bayi untuk terus berada dekat dengan orangtua atau pengasuhnya bukanlah bentuk kemanjaan, melainkan bentuk komunikasi dini dan kebutuhan dasar untuk merasa aman untuk membangun ikatan emosional.
Menggendong untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Bayi
Pada bulan-bulan awal kehidupannya, bayi belum bisa mengatur emosi dan belum bisa memahami dunia sekitarnya. Karena itu, menggendong bayi disebut sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan dasar bayi untuk merasa nyaman, terlindungi, dan merasa dicintai.
Tindakan ini juga membantu bayi belajar mengenali respons dari orang tuanya dan membangun kepercayaan terhadap lingkungan sekitar.
Baca juga: Mommy N Me 2025 Sukses Menjadi Surga Belanja dan Edukasi untuk Keluarga
Manfaat Medis dan Psikologis dari Menggendong
Menggendong bukan hanya membangun kelekatan emosional, tapi juga punya dampak positif secara medis dan psikologis. Dalam pendekatan kangaroo care, bayi yang sering digendong secara skin to skin akan meningkatkan stabilitas suhu tubuh, pernapasan, dan detak jantung.
Menurut Babywearing Australia, bayi yang merasa aman justru akan tumbuh lebih percaya diri dan mandiri ketika besar nanti. Selain itu, kontak fisik intensif juga membantu perkembangan otak karena bayi merasa terlindungi dari stres, dan meningkatkan bonding dengan orang tua.
Pendapat Dokter dan Ahli Parenting
Dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, M.Kes, seperti dikutip JatimTimes, menyebut bahwa menggendong bayi bukanlah bentuk memanjakan anak, melainkan upaya menstimulasi perkembangan emosional sejak dini.
Beliau juga menekankan bahwa selama dilakukan dengan penuh kesadaran dan kenyamanan dari kedua belah pihak, baik orang tua maupun bayi, praktik ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan bonding serta menumbuhkan rasa percaya pada bayi.
Sebaliknya, ketakutan akan bayi bau tangan justru membuat orang tua ragu-ragu untuk merespons kebutuhan anak, yang bisa berdampak jangka panjang terhadap tumbuh kembangnya.
Media Sosial jadi Ruang Edukasi tentang Mitos Ini
Kalau Bunda aktif di media sosial, khususnya Instagram, pasti pernah lihat beberapa berbagai konten edukatif dari akun parenting, tenaga kesehatan, atau konselor laktasi yang membahas tentang mitos bayi bau tangan ini.
Baca juga: Punya Jaket UV? Yuk Cek Cara Merawatnya!
Banyak dari mereka yang menjelaskan bahwa anggapan ini cuma mitos turun-temurun yang tidak punya dasar medis. Edukasi dari para dokter dan praktisi parenting di media sosial membantu orang tua untuk lebih percaya diri dalam memberikan kedekatan fisik kepada bayi, tanpa takut anak jadi manja.
Respons positif dari warganet terhadap konten edukatif ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak orang tua yang mulai terbuka untuk belajar ulang soal pola asuh.
Mereka nggak cuma menerima informasi, tapi juga terlibat aktif dalam diskusi, baik lewat komentar, berbagi ulang, hingga membagikan pengalaman pribadi. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran cara pandang terhadap isu pengasuhan yang dulu kerap disalahpahami.
Fenomena ini membuktikan bahwa media sosial bisa jadi alat bantu untuk membentuk opini publik yang lebih sehat soal pola asuh anak. Ketika informasi yang akurat disebarkan secara konsisten, dampaknya bisa mengikis mitos lama dan memperkuat pemahaman baru yang lebih sesuai dengan perkembangan ilmu parenting masa kini.
Jadi, Bunda nggak perlu lagi ragu atau khawatir saat ingin menggendong bayi. Selama dilakukan dengan penuh kasih dan dalam kondisi yang nyaman, aktivitas ini justru menjadi bagian penting dalam membangun ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak.
Sentuhan dan pelukan yang rutin diterima bayi sejak dini akan membentuk rasa percaya yang kuat terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini penting sebagai fondasi dalam membangun kelekatan emosional yang sehat dan mendalam antara anak dan orang tua, yang kelak berpengaruh terhadap cara anak membangun hubungan sosial saat ia tumbuh besar.
Baca juga: Rutin Mandi tapi Masih Bau Badan? Yuk Cek Penyebabnya!
Lebih dari itu, menggendong bayi juga bisa menjadi sarana komunikasi tanpa kata yang sangat berarti. Melalui detak jantung, aroma tubuh, dan kehangatan kulit, bayi belajar mengenali keberadaan orang tuanya secara emosional dan sensorik.
Semua elemen ini membantu perkembangan otak serta memberi rasa aman yang tak tergantikan oleh benda atau alat bantu lainnya.
Selain memberi rasa aman bagi bayi, kedekatan fisik juga membawa dampak positif bagi kesejahteraan psikologis orang tua. Dengan memahami fakta yang sudah berbasis medis, semoga Bunda bisa lebih percaya diri saat menggendong bayi, tanpa takut terhadap label atau mitos bayi bau tangan yang sudah saatnya ditinggalkan.
Sumber: Hello Sehat, Hai Bunda, Jatim Times, Babywearing