
Selama ini kita mengenal vitamin D lebih karena perannya dalam menjaga kesehatan tulang dan menjaga sistem kekebalan tubuh. Ingat kan, vitamin D menjadi andalan banget agar kita tidak mudah sakit dan tertular virus saat pandemi Covid-19.
Tetapi ternyata, para peneliti menemukan bahwa vitamin ini juga penting untuk mengurangi peradangan, dan melindungi sistem saraf. Sekarang, ada bukti yang makin kuat yang menunjukkan bahwa vitamin D berperan juga dalam perkembangan otak, bahkan sejak di dalam kandungan.
Menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi vitamin D saat hamil ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap kecerdasan anak.
Baca juga: Kopi Ternyata Sudah Lama Jadi Bahan Antiaging dalam Produk Skincare
Studi tersebut menunjukkan, anak-anak dari ibu dengan kadar vitamin D tinggi selama kehamilan memiliki nilai lebih baik dalam tes memori, perhatian, dan kemampuan memecahkan masalah saat mereka berusia 7 hingga 12 tahun.
Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis lebih dari 900 pasangan ibu dan anak dari berbagai wilayah di AS melalui program ECHO (Environmental influences on Child Health Outcomes).
Kadar vitamin D diukur dari darah ibu saat hamil, lalu kemampuan kognitif anak diukur dengan tes standar. Faktor lain seperti pendidikan ibu, kondisi lingkungan, usia dan jenis kelamin anak juga ikut diperhitungkan.
Hasil studi ini sejalan dengan temuan sebelumnya bahwa kadar vitamin D yang lebih tinggi saat kehamilan berhubungan dengan IQ yang lebih tinggi dan lebih sedikit masalah perilaku di masa anak-anak.
Masalah Kekurangan Vitamin D
Suplementasi vitamin D bisa menjadi strategi sederhana dan murah untuk membantu perkembangan otak anak dari ibu yang paling rentan mengalami defisiensi vitamin D.
Misalnya, ibu yang sehari-hari lebih banyak bekerja di dalam ruangan sehingga jarang terpapar sinar matahari (sebab vitamin D diproduksi oleh tubuh ketika kulit terpapar sinar matahari).
Baca juga: Riset! Ibu Baru Lebih Pilih Membeli Produk Susu, Berbeda dengan Ibu yang Berpengalaman
Ibu yang obesitas juga rentan kekurangan vitamin D, karena vitamin D yang larut dalam lemak cenderung disimpan dalam jaringan lemak. Akibatnya, kadar vitamin ini dalam darah menjadi lebih rendah. Selain itu juga penganut vegan, karena sumber vitamin D alami terutama berasal dari produk hewani.
Defisiensi vitamin D juga menjadi masalah yang cukup umum secara global. Di Amerika Serikat saja, sekitar 42% orang dewasa memiliki kadar vitamin D di bawah ambang batas 20 ng/ml.
Di kalangan ibu hamil, sepertiganya mengalami kekurangan vitamin D, dan angkanya bisa mencapai 80% pada ibu hamil berkulit hitam. Salah satu penyebabnya adalah pigmen melanin yang mengurangi kemampuan kulit untuk memproduksi vitamin D dari sinar matahari.
Meski vitamin D bisa diperoleh dari makanan seperti ikan berlemak, telur, jamur, serta produk fortifikasi seperti susu dan sereal, kenyataannya banyak orang yang asupannya masih kurang. Itu sebabnya suplementasi sering kali dibutuhkan.
Saat ini, panduan diet di AS menyarankan ibu hamil mengonsumsi 600 IU vitamin D per hari. Tetapi untuk mengatasi kekurangan, seringkali dibutuhkan dosis lebih tinggi, yaitu 1.000 hingga 2.000 IU per hari.
Fakta lainnya: rata-rata wanita di AS hanya mendapat 168 IU dari makanan dan minuman, dan banyak vitamin prenatal hanya mengandung 400 IU.
Baca juga: Dipaksa Berhubungan Seksual oleh Suami? Waspada Marital Rape!
Masih Perlu Penelitian Lanjutan
Meskipun hasil studi ini menjanjikan, para peneliti mengakui, masih dibutuhkan uji coba terkontrol secara acak (RCT/random controlled trial) untuk memastikan apakah vitamin D benar-benar menjadi penyebab utama peningkatan kecerdasan anak. Penelitian semacam itu juga bisa membantu menentukan kadar vitamin D optimal selama kehamilan.
Kalau memang terbukti, efeknya tentu sangat besar, Bun. Dengan konsumsi vitamin D saat hamil, Bunda bisa membantu anak-anak tumbuh dengan kecerdasan yang lebih baik, bahkan sampai dewasa nanti.
Sumber: Science Alert, EMC.id