
Mantan Ibu Negara AS Michelle Obama mengangkat isu penting yang sering dihadapi banyak orang tua saat ini: bagaimana mengatur penggunaan gawai dan media sosial pada anak.
Topik ini muncul sebagai respons atas pertanyaan pendengar podcast IMO yang dibawakan oleh Michelle bersama abangnya, Craig Robinson, terkait tantangan orang tua dalam membatasi screen time anak.
Podcast dengan episode “Put The Phones Away with Jonathan Haidt” itu menghadirkan Jonathan Haidt, psikolog sosial sekaligus penulis buku The Anxious Generation.
Baca juga: Konsumsi Vitamin D saat Hamil Sangat Membantu Kecerdasan Anak
Menurut Michelle, orang tua harus menetapkan batasan yang jelas tentang apa yang mereka yakini, dan apa yang mereka jadikan pegangan sepanjang waktu. Sebab, anak-anak akan selalu menguji batasan tersebut. Mereka akan melihat seberapa jauh mereka bisa merongrong sebelum orang tua menyerah.
"Mereka punya banyak waktu luang untuk menunggu kita lengah. Mereka tidak punya pekerjaan, tidak bayar tagihan, jadi mereka bisa terus mencoba sampai kita menyerah," katanya, dalam episode yang ditayangkan 25 Juni lalu itu.
Michelle Obama menegaskan, dalam hal ini orang tua jangan menganggap anak sebagai teman. Hal ini menjadi pengingat bahwa meskipun kita menyayangi anak-anak, peran sebagai orang tua menuntut kita untuk mengambil keputusan sulit demi kebaikan mereka. Termasuk, tegas dalam membatasi screen time dan penggunaan media sosial.
Craig Robinson menambahkan, saat mereka kecil, orang tua mereka tidak hanya mengatakan "tidak", tetapi juga menjelaskan alasannya.
Baginya, bagian terpenting dari berkata "tidak" adalah konsistensi dan komunikasi yang jelas. Jadi bukan sekadar melarang, tapi juga menjelaskan mengapa larangan itu ada.
Itu sebabnya orang tua harus tabah saat memutuskan untuk bersikap tegas, dan melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk membuat anak-anak tetap aman, tambah Michelle.
Baca juga: Kopi Ternyata Sudah Lama Jadi Bahan Antiaging dalam Produk Skincare
Michelle menekankan bahwa menjadi orang tua berarti siap menghadapi momen-momen yang tidak menyenangkan.
“Kita akan membuat mereka kecewa, takut, kesal, dan bertengkar dengan mereka, melakukan hal-hal yang tidak mau kamu lakukan dengan bestie kamu,” jelasnya.
“Tapi itu bagian dari tanggung jawab besar kita untuk menjaga keselamatan dan kesehatan anak-anak yang kita lahirkan di dunia.
"Anak-anak mungkin tidak suka, tapi tugas kita bukan untuk menyenangkan mereka setiap saat. Tugas kita adalah menjaga mereka tetap aman," ujar Michelle.
Sementara itu, Jonathan Haidt memberikan perspektif dari hasil pengamatannya terhadap Generasi Z. Ia menyebut bahwa banyak orang dewasa muda saat ini justru bersyukur karena orang tua mereka menunda akses ke media sosial saat mereka masih remaja.
"Kita pasti tidak akan pernah mendengar orang berusia 23 tahun berkata, ‘Coba dulu orang tuaku memberiku ponsel dan media sosial sejak SMP,'" kata Haidt.
Baca juga: Dipaksa Berhubungan Seksual oleh Suami? Waspada Marital Rape!
Fenomena ini ternyata tidak hanya menjadi perhatian Michelle Obama. Aktris Penélope Cruz pun menyebut media sosial sebagai "eksperimen kejam terhadap anak dan remaja".
Sedangkan Mia Threapleton, putri aktris Kate Winslet, mengaku tidak pernah punya akun media sosial dan tidak tertarik memilikinya. Sebab saat dia berusia 14 tahun, ibunya menyarankan untuk membuat daftar pro dan kontra dari media sosial. Hasilnya? Kontra jauh lebih banyak.
Tren global pun menunjukkan kekhawatiran yang sama. Beberapa negara, seperti Australia dan Norwegia, tengah menjajaki kebijakan untuk mengatur lebih ketat penggunaan media sosial bagi anak-anak.
So, meskipun tidak mudah, menjadi orang tua berarti harus berani mengambil sikap tegas. Konsistensi, komunikasi yang jelas, dan keberanian untuk membuat keputusan tidak populer adalah investasi jangka panjang demi tumbuh kembang anak yang lebih sehat, baik secara fisik maupun mental.
Sumber: Fortune, Business Insider