You are beautiful because you let yourself feel, and that is a brave thing indeed.
Shinji Moon

Kapan Harus Imunisasi Campak untuk Mendapat Manfaatnya dalam Jangka Panjang?

author
Dini Adica
Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:26 WIB
Ilustrasi: Imunisasi campak diberikan dalam dua dosis, dan harus dilakukan secara lengkap. | SHUTTERSTOCK/PATTYPHOTO

Wabah campak di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sudah merenggut nyawa 20 anak. Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, bahkan mencatat adanya 2.100 kasus campak pada balita dan anak-anak sejak Januari hingga 27 Agustus 2025 lalu.

Campak, atau measles, memang sangat mudah menular. Virus Morbillivirus yang jadi penyebab campak menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi virus ini batuk atau bersin.

Kita bahkan bisa tertular hanya dengan berada di ruangan yang sama di mana orang yang terinfeksi berada, bahkan dua jam setelah orang itu meninggalkan tempat. Jika sudah terpapar virus, gejalanya mungkin akan terasa dalam 6-21 hari kemudian.

Baca juga: Waspada Penyakit Campak, Ini Penyebab, Gejala, dan Komplikasi yang Ditimbulkan

Penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan pemberian imunisasi campak. Namun kasus campak melonjak karena cakupan imunisasi tidak merata, dan capaian imunisasi tidak optimal.

Menurut dr Fita Rabianti dari Puskesmas Guluk-Guluk Sumenep, kesadaran masyarakat untuk memberikan imunisasi kepada anaknya memang masih rendah. Banyak warga yang takut, bahkan menolak untuk divaksin, karena termakan hoaks "vaksin haram".

"Sangat-sangat banyak sekali kendalanya, di antaranya menolak, dari orang tua menolak. Ada ketakutan juga untuk divaksin, ada berita hoaks, imunisasi atau vaksinnya juga haram dan lain-lain," jelas dr. Fita, seperti dikutip BBC Indonesia.

Belum lagi warga yang termakan isu bahwa vaksin itu berbahaya karena malah menyebabkan penyakit.

Kapan Harus Imunisasi Campak?

Imunisasi campak saat ini masih merupakan cara paling aman dan paling efektif untuk mencegah penyebarannya. Vaksin MMR (Measles-Mumps-Rubella) bisa diberikan pada anak usia 12-15 bulan (dosis pertama), dan kemudian pada usia 4-6 tahun (dosis kedua). Vaksin biasanya disuntikkan di paha (untuk anak), atau di lengan atas (pada remaja dan dewasa).

Sekitar 95% orang akan mendapatkan imunitas selama vaksin pertamanya. Setelah itu imunitas akan meningkat setelah menerima dosis kedua. Imunitas ini akan memberikan manfaat dalam jangka panjang, sehingga tidak mudah tertular.

Baca juga: 5 Ide Quality Time Seru saat Mencuci Baju Bareng Keluarga

Vaksin MMR pada dasarnya aman untuk kebanyakan orang. Namun ibu hamil, orang yang sistem kekebalan tubuhnya melemah (dari penyakit seperti leukimia atau tuberculosis), orang yang memiliki alergi tertentu, atau baru divaksin dalam empat minggu terakhir, tidak dapat divaksinasi. Jadi jika terpapar virus, kemungkinan akan terinfeksi.

Imunisasi kemungkinan juga akan memberikan efek samping, meskipun tidak selalu. Antara lain:

• Nyeri, kemerahan, atau bengkak, pada bagian tubuh yang disuntik.
• Demam hingga satu minggu setelah vaksinasi.
• Ruan-ruam ringan.
• Sendi terasa nyeri atau kaku.
• Meskipun jarang sekali, MMR juga bisa menyebabkan demam tinggi atau kejang.

Perlu Bunda ketahui juga, vaksin MMR tidak menyebabkan autisme. Para peneliti sudah melakukan banyak studi mengenai vaksin MMR dan autisme, dan tidak satupun yang menunjukkan hubungan antara dua hal tersebut.

Sebelum penggunaan vaksin disebarluaskan, campak telah menyebabkan kematian 7-8 juta anak setiap tahun. Sekitar satu dari 1.000 anak yang terinfeksi virus campak berpotensi mengalami ensefalitis sebagai komplikasi awal yang mengancam nyawa. Pneumonia juga penyebab utama kematian akibat campak.

Jika di satu lingkungan tertentu semua warganya sudah diimunisasi, hal itu akan melindungi mereka agar tidak terinfeksi, dan menghasilkan herd immunity atau kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok ini akan tercapai jika cakupan imunisasi lengkap sudah mencapai 95%.

Baca juga: Growth Mindset, Kunci Gen Z Jadi Versi Lebih Baik, Ini Cara Menerapkannya

Cara Melindungi Diri dari Paparan Virus

Anak-anak yang belum cukup umur untuk mendapatkan vaksin adalah yang paling berisiko tertular saat terjadi wabah campak. Selain itu juga anak-anak dan orang dewasa yang belum mendapatkan dosis lengkap dari vaksin campak, ibu hamil, dan orang dengan gizi buruk atau kekebalan tubuh yang lemah.

Bagaimana jika orang-orang yang berisiko ini terpapar campak?

Dokter bisa memberikan suntikan antibodi campak (imunoglobulin), yang paling efektif jika diberikan dalam enam hari setelah terpapar virus. Antibodi ini bisa mencegah campak atau membuat gejalanya lebih ringan.

Satu dosis vaksin campak juga bisa membantu melindungi orang yang belum divaksin agar tidak sakit setelah kontak dengan virus, asalkan masih dalam waktu tiga hari.

Jika kondisi Bunda saat ini menyebabkan tidak bisa mendapatkan MMR, pastikan Bunda selalu menjaga diri dengan melakukan hal-hal berikut:

• Selalu mencuci tangan dengan sabun.
• Menutup kulit yang terluka.
• Tidak menyentuh wajah dengan tangan.
• Tidak berbagai peralatan makan, serbet, atau tisu dengan orang lain.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan vaksin MMR, semoga saja wabah campak di Indonesia ini tidak makin meluas, ya.

Sumber: WebMD, BBC Indonesia, Kids Health

Penulis Dini Adica
Editor Dini Adica