
Siapa yang punya prinsip bahwa suami yang usianya jauh di atas istri pasti akan langgeng, karena suami bakal ngemong sang istri? Hal ini ternyata tidak selalu terbukti, karena pasangan Desta dan Natasha Rizky, ternyata harus berpisah. Sedangkan, Donna Agnesia yang usianya juga di atas sang suami, Darius Sinathrya, malah masih mesra sampai sekarang.
Jarak usia antara suami-istri memang kelihatannya sepele, tapi ternyata sangat berpengaruh pada langgeng-tidaknya suatu hubungan, Bun. Hal ini terutama berlaku bagi pasangan yang jarak usianya terpaut jauh. Menurut sejumlah penelitian, beda usia yang terlalu jauh bisa menimbulkan tantangan tersendiri dalam rumah tangga.
Pertanyaan besarnya: lalu berapa sih beda usia ideal suami-istri agar hubungan lebih langgeng?
Baca juga: Simpel dan Elegan, Kebaya-kebaya Pilihan Sri Mulyani
Jika Usia Pasangan Terpaut Jauh
Tak bisa dipungkiri, fakta menunjukkan bahwa ada pasangan yang langgeng berapapun beda usianya. Perbedaan usia yang besar memang bukan berarti nggak mungkin berhasil, tapi biasanya ada tantangan tambahan. Psikoterapis Eloise Skinner menyebutkan beberapa hal yang sering jadi sumber masalah, seperti:
• Perbedaan tingkat kedewasaan emosional.
• Rencana keluarga. Misalnya, satu ingin segera punya anak, sementara yang lain sudah merasa terlalu tua untuk mulai.
• Gaya parenting, karena bisa jadi visi dan cara mendidik berbeda.
• Keuangan. Yang satu mulai memikirkan pensiun, satunya lagi baru semangat ambil risiko investasi.
• Ada juga potensi soal dinamika kekuasaan. Misalnya, satu pasangan lebih mapan dari sisi finansial atau karir, sementara yang lain masih merintis. Kondisi ini bisa bikin ketidakseimbangan kalau tidak dikelola dengan komunikasi yang sehat.
Beda Tipis, Lebih Awet?
Oleh karena itu Eloise bilang, jarak usia nol sampai tiga tahun adalah beda usia ideal suami-istri. Menurutnya, pasangan dengan selisih usia yang sedikit biasanya ada di fase hidup yang mirip. Misalnya, kondisi keuangan, pola pikir soal tabungan atau investasi, sampai kesehatan dan energi fisik sehari-hari.
Dengan demikian, pasangan bisa melakukan aktivitas akhir pekan yang sama, sama-sama membagi tanggung jawab mengasuh anak, dan bahkan memiliki tujuan perjalanan yang sama.
Baca juga: 7 Alasan Jalan Kaki ala Jepang Lebih Efektif daripada Target 10.000 Langkah
Pendiri The Purpose Workshop di London, Inggris, ini juga menjelaskan bahwa seiring berjalannya hubungan pada pasangan yang usianya terpaut jauh, kepuasan dalam hubungan lebih cepat menurun. Ia mengutip penelitian berjudul The Marital Satisfaction of Differently Aged Couples yang dimuat di Journal of Population Economics (2017).
"Menurut penelitian, pasangan dengan perbedaan usia (yang jauh) mungkin kurang tangguh dalam menghadapi peristiwa-peristiwa sulit dalam pernikahan mereka, dibandingkan dengan pasangan dengan usia yang sama," jelas Eloise.
Dibandingkan pasangan yang selisih usianya empat sampai enam tahun, pasangan dengan selisih nol sampai tiga tahun merasa hubungan mereka lebih puas. Sedangkan pasangan yang selisih umurnya tujuh tahun atau lebih biasanya menghadapi tantangan yang lebih besar.
Yang menarik, penelitian itu juga menemukan bahwa baik laki-laki maupun perempuan cenderung merasa lebih puas kalau pasangannya lebih muda. Tapi, efek itu biasanya hanya bertahan sekitar enam sampai sepuluh tahun pertama, sebelum akhirnya kembali menurun.
Meski begitu, pernikahan itu merupakan hubungan yang kompleks. Selain usia, masih banyak faktor lain yang berperan besar, seperti komunikasi, nilai hidup, rasa hormat, dan kesiapan untuk berkompromi.
Komunikasi dan Respek
Kalau saat ini Bunda membangun rumah tangga dengan suami yang beda usianya jauh, bukan berarti hubungan Bunda pasti gagal. Namun, Eloise menyarankan untuk realistis dan jujur dengan tantangan yang mungkin akan muncul.
Baca juga: Minyak Zaitun Ternyata Bagus buat Melembapkan Kulit! Cek Juga Manfaat Lain dan Risikonya
Hal-hal berikut ini bisa selalu menjadi bahan diskusi pada pasangan yang beda usianya jauh:
• Tujuan hidup. Apakah visi soal karir, anak, dan keuangan selaras?
• Kesamaan minat. Hobi dan aktivitas yang sama bisa jadi perekat saat perbedaan usia terasa.
• Nilai dan prinsip. Jangan takut membicarakan hal-hal sensitif, seperti agama atau politik.
• Kompromi. Sejauh mana kalian siap menyesuaikan diri dengan perbedaan fase hidup?
• Cara menanggapi omongan miring. Pasangan beda usia biasanya sering jadi bahan komentar orang sekitar. Apakah kalian cukup kuat untuk menghadapinya?
Berapapun beda usia ideal suami-istri, pada dasarnya setiap hubungan apapun kondisinya selalu butuh usaha. Selama suami dan istri bisa saling menghormati, terbuka, dan menjaga komunikasi, perbedaan usia tidak harus jadi penghalang.
Memang, beda usia tipis secara statistik punya peluang lebih besar agar hubungan lebih langgeng. Tetapi kalau rasa sayang, komitmen, dan kerja samanya kuat, beda usia berapapun bisa tetap berjalan dengan baik. Yang paling penting, Ayah dan Bunda bisa saling mendukung dan membangun hidup bersama.
Sumber: The Mirror, Brides