You are beautiful because you let yourself feel, and that is a brave thing indeed.
Shinji Moon

Kebiasaan Belanja Kita sangat Dipengaruhi Instagram, Begini Trik agar Tidak Konsumtif!

author
Dini Adica
Senin, 27 Oktober 2025 | 12:27 WIB
Kebiasaan scrolling media sosial seperti Instagram membuat kita jadi membeli barang-barang yang tidak kita perlukan. | SHUTTERSTOCK/LIFESTYLE TRAVEL PHOTO

Saat pertama diluncurkan pada tahun 2010, Instagram hanya merupakan tempat berbagi foto. Namun setelah 15 tahun, platform media sosial ini sudah berubah menjadi etalase virtual yang memengaruhi cara kita melihat dunia. Bahkan, cara kita menghabiskan uang. Kok bisa?

Gimana enggak Bun, di Instagram itu ada lebih dari 25 juta bisnis yang aktif, dan sembilan dari 10 pengguna mengikuti setidaknya satu di antaranya. Artinya, hampir semua pengguna menghabiskan waktu untuk scrolling konten termasuk yang sebenarnya merupakan iklan.

Akibatnya, kita sering tergoda untuk membeli hal-hal yang mungkin tidak kita perlukan. Data dari perusahaan layanan keuangan Inggris Hargreaves Lansdown menunjukkan bahwa 1 dari 20 pengguna media sosial di Inggris berbelanja langsung melalui Instagram.

Baca juga: Peringatan Hari Anak Perempuan Internasional di Bali Ajarkan Anak Lebih Berani Bersuara

Yang Dibeli gara-gara Konten Instagram

Sebanyak 47% responden ternyata membeli produk-produk fashion, disusul 37% membeli produk kecantikan, dan 17% membeli produk kebugaran atau wellness. Bahkan, 26% pengguna yang suka melihat konten dekorasi rumah akhirnya membeli perabotan atau aksesori serupa.

Tetapi, belanja lewat Instagram itu hanya permukaannya saja. Pengaruh sebenarnya jauh lebih besar. Banyak orang membeli barang di tempat lain karena terinspirasi oleh apa yang mereka lihat di Instagram.

Mulai dari gaya berpakaian, makanan yang sedang viral, sampai tempat-tempat yang “Instagrammable”, yang bisa memicu perilaku konsumtif. Ya, siapa sih yang nggak kepingin liburan ke Sumba atau ke Korea seperti yang dilakukan para influencer

Sekitar 55% pengguna dalam kelompok usia Gen Z dan Milenial mengaku keputusan mereka membeli pakaian dipengaruhi oleh konten di Instagram. Memang, nggak ada yang salah dengan membeli sesuatu yang membuat kita senang, selama masih sesuai dengan anggaran.

Bayar Pakai Paylater

Masalahnya muncul ketika keinginan untuk memiliki apa yang ditampilkan para influencer di Instagram itu bikin kita memaksakan diri secara finansial. Buat mereka yang sedang butuh banyak pengeluaran seperti membeli rumah, mencari sekolah buat anak, atau baru memulai karier, risiko keuangan bisa cukup besar.

Sebagian orang akhirnya bela-belain bayar pakai paylater untuk mengejar gaya hidup tersebut. Awalnya ringan, tapi lama-lama bisa mengganggu kemampuan memenuhi kebutuhan pokok.

Baca juga: Gejala Keracunan Makanan akibat Makan Makanan yang Sudah Tidak Layak Konsumsi

Ada juga yang merasa keuangan mereka masih aman, padahal sebenarnya mereka lebih banyak menghabiskan uang untuk konsumsi dibanding menabung untuk masa depan.

Padahal, menurut survei, hanya dua dari lima orang berusia 20–30 tahun yang punya tabungan darurat memadai. Artinya, banyak dari mereka yang menghabiskan uang yang seharusnya bisa menjadi dana darurat.

Bukan hanya itu, mimpi punya rumah sendiri atau mencapai stabilitas finansial akhirnya jadi makin sulit tercapai. Mungkin pengaruh Instagram bukan satu-satunya penyebab, tapi jelas tidak membantu.

Agar Tidak Konsumtif

Lalu, apa yang bisa dilakukan agar kita tidak terus-menerus terjebak dalam arus konsumtif media sosial? Ada beberapa strategi sederhana yang bisa mencegah agar tidak konsumtif dan lebih cermat dalam mengatur keuangan di era digital ini.

• Batasi waktu di media sosial. Semakin lama kita scrolling medsos, semakin besar kemungkinan tergoda iklan atau tren baru. Coba tetapkan batas waktu sosmedan setiap hari agar aktivitas online lebih terkontrol.

• Kurasi akun yang diikuti. Tidak semua influencer membawa dampak positif. Unfollow akun yang terlalu mendorong konsumsi, dan fokus saja mengikuti yang memberi inspirasi tanpa membuat kita ingin belanja terus.

• Buat dan patuhi anggaran pribadi. Tetapkan batas belanja untuk hal-hal yang kurang dibutuhkan, dan disiplin menaatinya.

Baca juga: Ternyata, Begini Cara Bakteri Menyebabkan Keracunan pada Kasus MBG

• Latih mindful spending. Sebelum membeli sesuatu karena melihatnya di Instagram, beri jeda 24 jam. Kalau setelah itu masih benar-benar ingin dan mampu, silakan Bunda membelinya.

• Belajar literasi finansial juga penting. Banyak sumber online yang bisa membantu memahami dasar pengelolaan uang. Dan jangan lupa, gunakan ad blocker untuk mengurangi paparan iklan yang terlalu menggoda.

• Ubah fokus dari barang ke pengalaman. Percaya nggak Bun, terkadang yang paling berkesan dalam hidup bukan apa yang kita beli, tapi momen yang kita alami bersama orang lain.

Jadi, daripada membeli oleh-oleh yang serbamahal saat liburan, lebih baik ingat pengalaman berkesan saat kumpul keluarga atau teman-teman.

Pada akhirnya, kuncinya itu keseimbangan saja, kok. Bunda nggak perlu menghapus akun Instagram atau berhenti menikmati hal-hal kecil yang membuat hidup lebih indah.

Yang penting, pastikan semua itu tidak membuat kita mengorbankan hal-hal yang jauh lebih penting, seperti keamanan finansial, ketenangan pikiran, dan masa depan yang stabil.

Sumber: Yahoo! Finance, Moneyplusadvice.com

Penulis Dini Adica
Editor Dini Adica