The best way to make children good is to make them happy.
Oscar Wilde

Berat Badan Si Kecil Sulit Naik, Kenapa dan Bagaimana Mengatasinya?

author
Ruth Sinambela
Senin, 27 Desember 2021 | 10:57 WIB
Berat Badan Menjadi Salah Satu faktor Tumbuh Kembang Anak | Shutterstock

Sudah diberi makanan sehat, bernutrisi, tapi berat badan si kecil tidak kunjung naik. Sudah diberi berbagai suplemen, susu, tetap saja berat badan si kecil sulit naik. Pusing ya, Bun, saat menghadapi situasi seperti ini?

Berat badan, tak dapat dipungkiri, merupakan salah satu tolak ukur tumbuh kembang anak yang harus selalu diperhatikan. Kelebihan atau kekurangan berat badan tidak baik untuk si kecil karena dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kelebihan berat badan atau obesitas misalnya, dapat menyebabkan diabetes, stroke, juga kerusakan sendi dan tulang. Sedangkan kekurangan berat badan dapat menyebabkan stunting, dan masalah kesehatan lainnya akibat kekurangan nutrisi.

Baca Juga: Tips Meningkatkan Berat Badan Bayi Dalam Kandungan

Namun, perlu Bunda cermati, bahwa tidak semua anak yang kurus, atau kekurangan berat badan artinya kurang nutrisi, ya. Seperti halnya kelebihan berat badan, kekurangan berat badan juga dapat terjadi karena keturunan atau genetik. Walaupun si kecil kelihatannya kurus, namun sehat dan kognitifnya berkembang dengan baik, sebaiknya Bunda tidak perlu merasa khawatir.

Kurus Dapat Disebabkan Oleh Faktor Genetik | Shutterstock

Penyebab berat badan anak sulit naik

  • Kekurangan kalori. Apabila Bunda salah memilihkan menu untuk si kecil, hingga mengakibatkannya kekurangan kalori. Maka bisa saja berat badannya sulit naik. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak berusia 1 – 3 tahun memerlukan rata-rata 1200-1400 kilokalori setiap hari. Bunda dapat menambahkan menu tinggi kalori seperti daging merah, alpukat, kacang-kacangan, juga minyak zaitun sebagai lemak tambahan, untuk menaikkan berat badan si kecil.
  • Biasakan si kecil makan teratur. Makanlah di waktu-waktu yang telah ditentukan, Bun. Juga jangan biasakan makan sambil menonton televisi atau ponsel, agar nafsu makan si kecil tetap terjaga.
  • Alergi. Ternyata alergi dapat membuat si kecil sulit naik berat badannya, Bun. Misalnya alergi susu sapi. Maka segala bahan makanan yang mengandung susu sapi akan menyebabkan iritasi pada saluran cerna. Kekurangan nutrisi karena fungsi saluran cerna yang terganggu sangat mungkin berujung pada gangguan tumbuh kembang yang akhirnya meningkatkan risiko kekurangan berat badan dan stunting.
  • Penyakit infeksi seperti Tuberkulosis (TB). Penyakit tuberkulosis dapat menyebabkan penurunan berat badan, Bun. Apabila si kecil terus-menerus mengalami penurunan berat badan, maka Bunda juga bisa mencurigai si kecil mungkin terinfeksi tuberkulosis.

Baca Juga: Berapa Penambahan Berat Badan yang Normal Pada Bayi?

Mengatasi berat badan anak yang sulit naik

Menambah asupan nutrisi atau gizi anak, makan teratur di jadwal yang telah ditentukan, juga memberikan suplemen yang diresepkan dokter, dapat menambah berat badan si kecil. Beberapa suplemen yang dianjurkan untuk meningkatkan nafsu makan dan menambah berat badan anak, misalnya:

  • Vitamin A, untuk tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
  • Vitamin B kompleks, membantu meningkatkan nafsu makan.
  • Vitamin C, untuk membantu penyerapan zat besi.
  • Vitamin D, meningkatkan penyerapan kalsium.

Namun, Bunda harus tahu bahwa pemberian suplemen yang tidak tepat mungkin dapat mengganggu kesehatan si kecil. Untuk itu sebaiknya Bunda berkonsultasi pada dokter sebelum memberikan suplemen, dan jangan sembarangan memilih suplemen ya, Bun.

Baca Juga: 5 Cara Tingkatkan Berat Badan Bayi Prematur

Mengatasi si kecil yang kekurangan berat badan akan sama sulitnya dengan mengatasi anak yang kelebihan berat badan. Namun Bunda juga tak perlu terlalu khawatir, sebagian besar anak yang kekurangan berat badan sepenuhnya sehat. Dan akan bertambah berat badannya seiring pertumbuhan dan usianya yang bertambah. Namun, apabila Bunda sebagai orang tua merasakan atau melihat pertumbuhan si kecil mengkhawatirkan, sebaiknya Bunda segera menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ruth Sinambela