Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Kebiasaan Menunda Pekerjaan, Ini Pengaruhnya bagi Kehidupan Bunda dan Tips Menghilangkannya

author
Ruth Sinambela
Rabu, 31 Agustus 2022 | 10:42 WIB
Menunda pekerjaan dapat menyebabkan depresi pada ibu rumah tangga | SHUTTERSTOCK

Sebagai seorang ibu, baik ibu yang bekerja, bekerja dari rumah, maupun ibu yang fulltime mengurus rumah, pasti pernah merasa kalau 24 jam sehari itu terasa kurang, atau rasanya, kok, berjalan sangat cepat ya, Bun?

Menjalani hari demi hari sebagai seorang ibu dengan berbagai tanggung jawab yang dipikul, seringkali membuat para Bunda sangat sibuk hingga hampir tidak memiliki cukup waktu untuk beristirahat atau sekadar mengambil waktu sebentar untuk me time.

Baca Juga: Agar Anak Mau Beres-Beres, Lakukan 6 Langkah Ini

Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan Bunda menjadi lebih sering menunda pekerjaan. Ketika Bunda diharuskan tinggal di rumah untuk mengurus anak-anak, menyiapkan kebutuhan pokok, menemani anak bermain, juga menjaga rumah agar tetap bersih dan rapi, Bunda akhirnya akan merasa kewalahan dan mengorbankan beberapa tugas yang seharusnya diselesaikan untuk dikerjakan “nanti.”

Ditambah lagi kurang atau sedikitnya waktu yang dimiliki Bunda untuk beristirahat tanpa terganggu oleh celotehan atau rengekan si kecil, sehingga membuat Bunda harus berpikir cerdik mengambil waktu istirahat misalnya di waktu anak-anak tidur siang, dan bukannya menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk.

Dampak menunda pekerjaan

Hampir semua ibu pasti pernah menunda pekerjaan. Namun Bunda juga harus menyadari bahwa menunda pekerjaan terus-menerus atau bahkan tanpa sengaja menjadikannya sebuah kebiasaan, lama-kelamaan akan berdampak buruk untuk life balance Bunda sendiri.

Selain itu, menunda pekerjaan juga dapat memberi pengaruh negatif untuk mood atau situasi perasaan Bunda setiap hari. Ketika Bunda melihat atau mengingat pekerjaan yang seharusnya diselesaikan malah menumpuk tak terjamah, maka kemungkinan Bunda jadi lebih sensitif juga akan meningkat. 

Keteraturan dan rutinitas diperlukan agar pekerjaan rumah tidak menumpuk | Shutterstock

Baca Juga: Konmari, Metode Beberes Rumah Ala Marie Kondo

Hal ini biasanya lebih sering dialami oleh Bunda yang merupakan fulltime mommy. Akibatnya Bunda mulai menyalahkan diri sendiri karena tak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, menganggap dirinya tidak mampu sebagai seorang ibu, hingga marah-marah kepada si kecil dan suami ketika rumah berantakan dan pekerjaan menumpuk menunggu untuk diselesaikan.

Membuat to-do-list

Ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk bisa menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan yang mungkin tak terhindarkan ini. Salah satunya adalah dengan membuat to-do-list atau daftar tugas yang harus diselesaikan setiap hari, mulai lah dengan menuliskan pekerjaan yang Bunda anggap paling mudah hingga paling sulit untuk diselesaikan.

Dengan begitu, Bunda dapat memilih pekerjaan mana yang ingin Bunda selesaikan lebih dahulu. Ketika Bunda merasa kurang mood untuk mengerjakan pekerjaan yang sulit, mulailah dengan mengerjakan terlebih dahulu pekerjaan yang paling mudah. Nantinya hal ini akan membuat daftar pekerjaan Bunda makin banyak berkurang dan meningkatkan pula semangat Bunda untuk mengerjakan pekerjaan berikutnya.

Pekerjaan rumah = pekerjaan kantor

Lakukanlah pekerjaan rumah seperti mengerjakan pekerjaan di kantor. Berilah deadline atau batas waktu untuk masing-masing pekerjaan yang harus Bunda selesaikan, dan yang juga tak kalah pentingnya, berilah waktu untuk Bunda beristirahat di jam makan siang.

Bunda juga berhak menentukan reward setiap bulannya, ketika semua pekerjaan rumah dapat Bunda bereskan tepat waktu, sebagai “gaji” dari usaha Bunda setiap hari. Reward tak selalu harus berupa materi atau barang ya, Bun. Apa pun yang Bunda sukai dan dapat membuat Bunda merasa lebih baik dan happy, maka Bunda berhak mendapatkannya. Misalnya saja hari libur sehari penuh, maka Bunda dapat membicarakannya dengan si Ayah, mungkin dengan Ayah mengambil cuti sehari, atau saat weekend, saat itulah Bunda bisa mendapat libur sehari!

Mintalah bantuan pada pasangan atau keluarga apabila Bunda merasa kewalahan mengerjakan pekerjaan rumah yang menumpuk | Shutterstock

Mendapatkan bantuan

Apabila pekerjaan rumah memang tak dapat lagi Bunda selesaikan sendiri, maka demi kesehatan mental juga fisik Bunda, cari dan mintalah bantuan dari teman, saudara, atau keluarga, Bun. Bunda juga bisa menyewa orang untuk membantu Bunda beberes rumah selama beberapa hari, atau kalau memang dibutuhkan, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) untuk membantu Bunda mengurus rumah.

Baca Juga: 5 Jasa Bersih-bersih untuk Bunda yang Butuh Bantuan Beberes Rumah

Menjadi seorang ibu memang membuat Bunda memiliki banyak sekali tanggung jawab dan pekerjaan yang harus dilakukan, namun bagaimana Bunda bisa menjalaninya dengan happy, haruslah Bunda cari sendiri cara terbaik untuk meraihnya. Komunikasi yang baik antara Bunda dan Ayah tentu akan menjadi salah satu jalan terbaik untuk mulai mendapatkan bantuan, hingga membagi pekerjaan rumah agar menjadi lebih ringan.

Semoga membantu ya, Bunda-bunda hebat. Terima kasih pula atas usaha Bunda menjadikan rumah sebagai tempat yang hangat dan menyenangkan untuk si kecil. Semangat!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi