If you have never been hated by your child, you have never been a parent.
Bette Davis

Orang Tua Lebih Sayang Anak Perempuan dan Anak yang Gampang Diatur, Benar Nggak Sih?

author
Dini Adica
Kamis, 22 Mei 2025 | 10:05 WIB
Benarkah orang tua cenderung lebih sayang pada anak perempuan dan anak yang lebih mudah diatur? | SHUTTERSTOCK/DRAGON IMAGES

Katanya sih, pasangan menikah lebih ingin punya anak laki-laki daripada perempuan. Apalagi, kalau untuk anak pertama. Alasannnya, konon, agar anak sulung laki-laki ini bisa melindungi adik-adik perempuannya. Dalam beberapa tradisi di Indonesia, anak laki-laki juga lebih diinginkan agar bisa menjadi penerus marga.

Tetapi kecenderungan itu ternyata sudah bergeser. Jika ditanya, “Siapa sih anak kesayangan di rumah?” Para peneliti dari Brigham Young University memaparkan jawabannya dalam artikel yang baru saja dirilis di jurnal Psychological Bulletin.

Menurut Alexander C. Jensen, profesor dari Brigham Young University yang jadi penulis studi ini, "Hampir semua dari kita pernah atau akan mengalami yang namanya favoritisme dalam keluarga."

Hasilnya memang lumayan membuat kita tercengang, Bun. Anak perempuan, anak yang rajin, dan anak yang patuh, ternyata cenderung lebih disayang oleh orang tua.

Baca juga: Mengapa Makin Banyak Orang Memilih Childfree? Survei Baru Ini Mengungkap Alasan Sebenarnya!

Anak Rajin Lebih Disayang?

Dalam penelitian yang melibatkan data dari lebih dari 19.000 orang itu, anak-anak yang punya sifat conscientious alias rajin, teratur, dan bertanggung jawab, cenderung diperlakukan lebih hangat. Orang tua lebih sayang dan tidak akan terlalu sering ngomel ke mereka.

“Anak yang lebih mudah diasuh memang cenderung jadi favorit,” jelas Jensen dalam wawancaranya dengan PsyPost. “Dan dari hasil penelitian kami, ini terlihat pada anak-anak yang lebih patuh dan bertanggung jawab.”

Selain itu, anak yang ramah, kooperatif, dan suka menyenangkan orang lain, juga punya peluang lebih besar jadi favorit. Tapi efeknya tidak sebesar anak rajin. Yang menarik, sifat ramah ini tidak otomatis bikin mereka dapat lebih banyak uang jajan atau hadiah, lho!

Anak Perempuan Lebih Jadi Favorit

Peneliti juga mencoba melihat apakah sifat seperti neuroticism (emosional), extraversion (ekstrover), atau openness to experience (terbuka terhadap hal baru) bikin anak kurang disayang.

Tetapi ternyata, tidak ada pola yang konsisten. Begitu juga dengan temperamen alias kepribadian bawaan, misalnya anak yang gampang rewel atau moody, ternyata tidak terlalu berpengaruh dalam perlakuan orang tua.

Kemungkinan besar, ini karena tiap studi punya cara berbeda-beda dalam mengukur kepribadian dan emosi, jadi hasilnya agak rancu.

Baca juga: Anak-anak di Bawah 13 Tahun Sekarang Boleh Pakai Gemini AI, Asal....

Satu hal yang cukup mengejutkan: anak perempuan cenderung jadi anak kesayangan ibu dan ayah, meskipun hal ini sebatas menurut pengakuan para orang tua ini. Karena waktu ditanya ke anak-anaknya, mereka tidak merasa ada perbedaan perlakuan berdasarkan gender.

“Awalnya kami mengira ibu lebih sayang anak perempuan dan ayah lebih ke anak laki-laki. Tapi ternyata, dua-duanya cenderung lebih sayang pada anak perempuan,” kata Jensen. “Itu cukup mengejutkan buat kami.”

Anak Sulung Lebih Bebas

Sementara itu, kalau kamu anak pertama, ada kabar baik nih. Penelitian ini menemukan kalau anak sulung cenderung dapat lebih banyak otonomi alias kebebasan.

Mereka juga cenderung tidak terlalu dikontrol ketat oleh orang tua. Namun hal ini bisa bikin adik-adik mereka merasa iri atau merasa diperlakukan tidak adil.

Meski secara umum tidak ada favoritisme dalam keluarga yang signifikan berdasarkan urutan lahir, anak sulung punya "privilege" dalam bentuk kepercayaan dan tanggung jawab lebih.

Menurut Jensen, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa mereka ternyata punya kecenderungan menyayangi satu anak lebih dari yang lain (meskipun hal itu tidak mereka sadari).

Baca juga: Kenapa Banyak Orang Tua Sudah Jarang Membacakan Cerita untuk Anak Lagi?

“Semua orang tua pasti memperlakukan anak-anak mereka secara berbeda,” ujarnya. “Tetapi kalau perbedaan itu jadi terlalu besar atau terasa tidak adil, bisa jadi masalah.”

Meskipun skala penelitian ini cukup besar, memakai data dari 87 studi dengan lebih dari 19.000 responden, Jensen mengingatkan bahwa mayoritas datanya berasal dari Amerika Utara dan Eropa Barat. Jadi belum tentu berlaku di budaya lain, ya.

Namun intinya, favoritisme itu nyata. Bukan berarti orang tua jahat atau pilih kasih dengan sengaja. Kadang itu muncul karena respons alami ke sifat anak yang lebih “mudah diurus.”

Jadi, buat kamu yang punya anak, keponakan, atau adik sendiri, mungkin ini saatnya untuk lebih reflektif. Jangan sampai, tanpa sadar, kita memperlakukan satu anak lebih baik dari yang lain cuma karena dia lebih tenang atau nurut.

Pada akhirnya, semua anak ingin diperlakukan dengan adil. Sebagai orang dewasa, tugas kita untuk memastikan mereka merasa seperti itu.

Sumber: Psypost.org

Penulis Dini Adica
Editor Dini Adica