Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Anak Mogok Sekolah, Pahami Rasa Takut Mereka dan Hadapi Sama-sama

author
Dini Adica
Senin, 26 Mei 2025 | 14:40 WIB
Seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa punya pengalaman buruk yang bikin mereka mogok sekolah. | SHUTTERSTOCK/WASSANA PANAPUTE

Ketika anak tiba-tiba bilang tidak mau sekolah, apa yang ada di pikiran Bunda? Entah itu anak TK, SD, atau SMP, pasti ada saja momen di mana mereka mogok sekolah. Kadang, alasannya simpel: capek, ingin santai, masih mengantuk, atau masih kangen liburan.

Tetapi kalau ini kejadian terjadi terus-menerus, Bunda perlu waspada karena bisa jadi ada penyebab yang lebih serius.

Pertama-tama, ketika anak mogok sekolah, jangan langsung menduga mereka malas ya, Bun. Dan kalau Bunda ingin tahu alasannya, coba dengarkan keluhan anak dengan serius.

Seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa punya pengalaman buruk di sekolah, lho. Ada hari-hari di mana kita rasanya berat sekali untuk bangun tidur dan pergi bekerja, kan?

Tetapi kalau anak sering sekali mengeluhkan sekolahnya, coba jangan langsung diabaikan. Bisa jadi mereka sedang mengalami kecemasan, punya masalah dengan teman-temannya, merasa kesulitan belajar, atau bahkan mungkin sedang di-bully. Keluhan mereka perlu kita anggap serius, meskipun awalnya kelihatan sepele.

Baca juga: Orang Tua Lebih Sayang Anak Perempuan dan Anak yang Gampang Diatur, Benar Nggak Sih?

Ketika anak tidak mau sekolah, coba lakukan beberapa hal berikut ini:

Pahami Rasa Takut Mereka

Terkadang kita berpikir sekolah itu tempat yang menyenangkan buat anak. Namun dari sudut pandang mereka, sekolah itu identik dengan kerja keras. Harus mengikuti aturan, belajar hal baru, sosialisasi, itu semua bisa bikin mereka lelah. Apalagi setelah libur panjang atau habis sakit, pasti mereka lebih memilih di rumah yang nyaman.

Anak usia 5 tahun ke atas juga mulai sadar akan rasa takut, takut kehilangan orang tua, takut sakit, bahkan takut hal-hal yang mereka lihat di berita. Jadi, wajar kalau mereka merasa cemas.

Jangan Buat Mereka Terlalu Nyaman di Rumah

Kalau anak tidak sekolah tetapi malah asik nonton TV atau main game setelah diizinkan untuk tetap di rumah, jelas mereka jadi betah di rumah. Coba bikin hari "bolos" mereka jadi tidak terlalu seru.

Misalnya, kalau anak bilang sakit tapi tidak demam atau muntah, kamu bisa bilang, “Coba sekolah dulu yuk, nanti kalau masih nggak enak badan, kita ke dokter, ya.”

Kalau memang harus di rumah, tetap rawat mereka. Namun, hindari TV, ponsel, atau camilan enak. Lama-lama mereka bakal sadar: di rumah ternyata tidak selalu enak, dan sekolah mungkin lebih menarik karena bisa bermain dan ketemu teman-teman.

Coba Gali Masalahnya

Kadang anak bilang “sakit perut”, padahal itu cara mereka mengungkapkan kecemasan. Coba bantu mereka menghubungkan perasaan itu. Misalnya, “Bunda juga pernah lho, sakit perut waktu takut terlambat ke sekolah. Kamu takut apa hari ini?”

Baca juga: Mengapa Makin Banyak Orang Memilih Childfree? Survei Baru Ini Mengungkap Alasan Sebenarnya!

Dengan begitu, kita membantu anak mengenali emosinya sendiri.

Jika Sudah Ketemu Masalahnya, Hadapi Sama-sama

Kalau anak kesulitan belajar dan hal itu bikin dia stres, kamu bisa minta sekolah untuk membuat evaluasi dan bikin Program Pembelajaran Individual (PPI) agar kebutuhan belajarnya lebih terpenuhi.

Kalau anak tidak mau sekolah karena cemas akan berpisah dari Bunda (separation anxiety), coba minta bantuan guru agar transisinya lebih halus. Misalnya, bawa foto keluarga untuk disimpan di tas atau lokernya.

Kalau ternyata ada peristiwa bullying, semua pihak harus terlibat. Anak juga perlu diajak ikut mencari solusi. Terkadang mereka bisa punya ide bagus kalau diberi kesempatan.

Cari Tahu dari Gurunya

Selain membantu anak di rumah, Bunda juga bisa bekerja sama dengan guru. Tanyakan bagaimana perilaku anak di kelas, apakah dia aktif, pendiam, atau kelihatan tidak nyaman?

Dari situ kamu bisa tahu lebih banyak dan bikin rencana bareng gurunya. Percaya deh, guru punya banyak cara kreatif untuk membantu murid kembali semangat.

Minta Bantuan Profesional

Kalau anak sampai menangis histeris setiap hari saat diajak sekolah, susah ditinggal, atau mengeluh sakit tanpa sebab jelas, mungkin kamu perlu konsultasi ke psikolog anak. Apalagi kalau dia juga mengalami:

Baca juga: Anak-anak di Bawah 13 Tahun Sekarang Boleh Pakai Gemini AI, Asal....

• Mimpi buruk terus-menerus
• Nilai jelek padahal sudah belajar
• Marah-marah tanpa alasan
• Tidak mau ikut kegiatan normal
• Mengatakan ingin menyakiti dirinya sendiri

Sekali lagi, anak yang tidak mau sekolah itu tidak selalu karena malas. Terkadang karena mereka cuma belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Tugas kita adalah jadi pendengar, jadi penyemangat, dan kalau perlu, jadi detektif untuk membantu mereka keluar dari masalah.

Sekolah bisa jadi tempat tumbuh yang luar biasa, asal kita bantu anak merasa aman dan nyaman di dalamnya.

Sumber: Parents.com, Times of India

Penulis Dini Adica
Editor Dini Adica