Kandasnya perkawinan pasangan Hamish Daud dan Raisa masih terus dibicarakan. Warganet sibuk membahas perilaku Hamish yang disebut-sebut “numpang hidup” atau sering memesan LC saat berada di Bali. Di sisi lain, omongan miring tentang Raisa justru tentang sikapnya yang disebut-sebut tidak ramah terhadap penggemar atau orang yang tidak dikenalnya.
Pembicaraan tersebut tentunya tidak adil bagi kedua belah pihak, mengingat warganet menulis hanya berdasarkan “katanya”. Untungnya, baik Raisa maupun Hamish tidak terpancing untuk saling melempar komentar buruk di media sosial. Malahan, mereka mengeluarkan joint statement yang menegaskan bahwa mereka akan selalu bersama untuk merawat anak semata wayang mereka, Zalina.
Satu hal yang keluar dari mulut Hamish Daud sendiri mengenai Raisa adalah bagaimana ia mendapati sang istri seorang introvert. Ia sempat mengatakan “it’s so weird” dalam suatu wawancara, ketika menceritakan Raisa yang hanya diam saat bersantap bersama beberapa tamu di rumah.
Baca juga: Kebiasaan Belanja Kita sangat Dipengaruhi Instagram, Begini Trik agar Tidak Konsumtif!
Komentar itulah yang kemudian “dimakan” oleh warganet, seolah gara-gara dirinya introvert maka Raisa mengecewakan sang suami. Padahal, pernyataan itu bisa saja merupakan reaksi Hamish yang sedang berusaha memahami kepribadian Raisa.
Sekali lagi, tidak ada yang tahu apa tepatnya masalah yang sedang mereka hadapi, sehingga lebih baik kita tidak terus menduga-duga atau bahkan menghakimi mereka.
Ciri-ciri Ambivert
Faktanya, tidak ada yang salah dengan menjadi introvert. Tetapi sepertinya, karakter ini memang sulit dipahami oleh orang dengan kepribadian berbeda. Tak heran, pembahasan tentang introvert lebih sering daripada ekstrovert.
Raisa sendiri pada 24 Juni lalu merilis album kelimanya yang diberi judul “ambiVert”. Bagi yang belum tahu, ambivert boleh dibilang irisan dari ekstrovert dan introvert.
Istilah ambivert pertama kali diperkenalkan oleh sosiolog Kimball Young pada awal abad 20. Menurut American Psychological Association, ambivert adalah orang yang memiliki sifat introversi dan ekstroversi yang seimbang. Terkadang, ambivert disebut sebagai ekstrovert yang introvert.
Wah, maksudnya gimana tuh, Bun?
Baca juga: Peringatan Hari Anak Perempuan Internasional di Bali Ajarkan Anak Lebih Berani Bersuara
Orang yang ambivert rata-rata punya kemampuan beradaptasi yang tinggi. Meskipun seringkali butuh waktu sendiri untuk mengisi ulang energi, mereka juga bisa menjadi pusat perhatian pada kesempatan yang lain. Boleh dibilang, mereka tipe kepribadian dengan banyak dualitas.
Beberapa ciri ambivert:
• Ambivert kurang menyukai aktivitas yang terlalu lama. Mereka bakal merasa kelelahan jika harus ngobrol dan bersosialisasi sepanjang hari, tetapi kalau hanya untuk beberapa jam mereka akan menikmatinya.
• Sering dikira pemalu, karena seringkali mereka diam saja Ketika orang di sekelilingnya ngobrol. Introvert sebenarnya bukan pemalu, mereka hanya menunggu waktu dan energi untuk nimbrung di waktu yang tepat.
• Kamu nggak keberatan jadi pusat perhatian. Baik itu saat memimpin project di tempat kerja, atau saat menyanyi di atas panggung. Asalkan, setelah itu kamu bisa me-recharge energi dengan menyendiri.
Baca juga: Gejala Keracunan Makanan akibat Makan Makanan yang Sudah Tidak Layak Konsumsi
Nah, di sini Bunda bisa mengerti kan, mengapa Hamish Daud bilang di satu sisi Raisa diam saja saat bersantap dengan tamu-tamu di rumah, tapi juga bisa “nyaman curhat dengan 50.000 orang”.
• Kamu nggak suka basa-basi. Buat ambivert, small talk itu buang-buang waktu. Sebaliknya, kamu suka deep talk dengan orang yang tepat, sehingga berpotensi untuk menjadi sahabat dalam jangka panjang.
• Kumpul-kumpul dengan teman ternyata juga jadi momen terbaik buat kamu. Bahkan kamu bisa mendiamkan pesan Whatsapp atau telepon masuk selama kamu sedang menikmati me time atau we time bersama teman-teman.
• Kamu bisa mengatur perilaku. Seorang ambivert mampu menyesuaikan diri dengan orang atau situasi yang baru secara alami. Misalnya Bunda sedang naik lift bersama orang lain. Orang yang ekstrovert mungkin akan mulai menegur dan berbasa-basi. Tetapi orang introvert mungkin malah buru-buru pakai earphone untuk menghindari interaksi.
Sedangkan ambivert, mereka bisa memilih ngobrol atau pasang earphone, tergantung siapa yang sedang bersamanya.
• Kamu tidak selalu merasa ingin didengarkan. Kamu bisa menjadi pendengar yang setia di tengah percakapan teman-teman yang ramai, lalu sesekali ikut campur. Ambivert merasa cukup dengan interaksi semacam itu.
Baca juga: Ternyata, Begini Cara Bakteri Menyebabkan Keracunan pada Kasus MBG
• Nyaman-nyaman saja saat diem-dieman dengan pasangan. Bukan dalam arti berantem ya, tapi menikmati keheningan tanpa harus ngobrol apapun. Buat mereka, berbicara itu butuh energi dan mereka akan mengeluarkan energinya jika memang sepadan.
Ambiversi dalam Relasi Suami-istri
Kalau Bunda seorang ambivert dan menyadari ada masalah dalam hubungan, pertimbangkan apakah Bunda perlu mengkomunikasikan kebutuhan bawaan tersebut. Sebab ketika Bunda butuh waktu sendiri, suami yang ekstrovert mungkin akan merasa disepelekan atau merasa Bunda sedang menghindar. Pahami juga bahwa hal ini akan membuat si ekstrovert tersiksa.
Untuk membantu mengurangi kesalahpahaman, satu-satunya jalan adalah menjelaskan apa kebutuhan kamu. Menerima ambiversi tersebut sebagai bagian dari diri kamu juga bisa menjadikan kamu teman, istri, ibu, dan kolega yang dicintai. Persis seperti yang dilakukan Raisa melalui album ambiVert.
Jadilah diri sendiri, Bun, tidak perlu takut menerima bahwa Bunda seorang ambivert. Tidak ada yang salah dengan menjadi ambivert, introvert, atau ekstrovert. Ketika kamu menerimanya, dan merasa nyaman dengan situasi itu, saat itulah kamu merasa paling bahagia.
Sumber: Verywell Mind, Healthline